Kualalumpur-Penang-Kualumpur
Oleh Darmansjah
Inilah liburan yang mahal, karena sejak dari Jakarta tanggal 30 Agustus 2011, kami ber 20 person ditinggal pesawat, AirAsia, walaupun kami semua telah memegang Boarding on Board, dikarenakan warga Jakarta yang ingin berpergian ke luar negeri teramat banyak sehingga petugas imigrasi yang telah membuka pelayanan melayani antrian yang panjang pada pagi hari itu terasa lambat menyelesaikan stempel exit permit, jadi keterlambatan ini mengakibatkan kami mengeluarkan kembali harga tiket (+/- 50 juta rupiah) untuk menyusul anak kami dan orangtua kami yang tanpa memegang uang turut 'take off" dengan pesawat yang meninggalkan kami di Bandara Soeta. Dan kami berangkat menyusul dengan rute penerbangan ke Penang dengan transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur yang berangkat pada pukul 8.35 WIB.
Memang inilah penerbangan yang berlogo 'sekarang anda bisa terbang ' seperti bus umum yang rupanya bermotifkan siapa cepat dia akan diangkat, tanpa memberikan peringatan atau international code fare mengenai keberangkatan yang segera dilakukan seperti yang saya lihat dilakukan oleh Maskapai penerbangan Singapore Airlines yang mengirimkan official on duty nya kepada calon penumpang SQ itu yang turut mengantri di petugas imigrasi untuk segera dan secepat mungkin bergegas ke pesawat yang sebentar lagi akan "take off" , tapi inilah pengalaman mahal karena keterlambatan kami mengantisipasi membludaknya calon penumpang pengguna moda transportasi udara yang bertepatan dengan hari raya.
[caption id="attachment_131242" align="aligncenter" width="640" caption="ditepian selat penang dekat kawasan george town"][/caption]
Setibanya di Bandara Kualumpur yang khusus hanya melayani AirAsiaTraficFare  bukan Kualumpur Internasional Airpot terlihat suasana hari raya belum terasa, karena mungkin bertepatan dengan hari kemerdekaan Malaysia pada tanggal 31 Agustus, karena terlihat bendera kebesaran Malaysia berterbaran di seluruh penjuru Bandara dari terminal, kedalam, hingga keluar terminal udara, suasana ramai pada hari itu kami kira diisi oleh turis dari Indonesia terutama yang berasal dari Medan dan daerah Sumatera lainya.
[caption id="attachment_131247" align="aligncenter" width="550" caption="Petronas tower(google image)"][/caption]
Sambil menunggu keberangkatan kami ke Penang, saya hanya bisa mengelilingi sebatas ruang tunggu Bandara sambil menikmati hiruk pikuknya pendatang yang ingin menikmati liburan di Malaysia dan daerah sekitarnya, terlihat suasana kedai makanan dan minuman dipadati oleh orang yang ingin mengisi perut, semua kedai makanan di bandara itu penuh dan kami pun berdesakan pula antri untuk mendapatkan tempat makan walaupun yang tersedia semuanya hidangan cepat saji seperti Mac Donald, dan sejenisnya.
Ada terselip dalam hiruk pikuk para calon pengguna moda transportasi udara itu dibandara kusus untuk Ariasia ini, terlihat kebersihan dan atmosfir keteraturan masih terasa kental, ini bisa kami rasakan dari mulai toilet yang bersih, tidak adanya calo-calo penumpang, dan lantai bandara serta ruang tunggu bandara yang cukup terawat walaupun ini bandara lokal setempat yang menurut saya sudah lama dipergunakan.
Siang hari kami tiba di Penang sebelum ke hotel,dari bandara naik bus tur yang kami sewa melalui Panen tour sebulan dimuka dan langsung ke Kuil Kecil yaitu The Snake Temple, tidak ada yang istimewa dari bangunan kuil ini sepertinya sama seperti kuil yang ada di daerah "Kota" tua di Jakarta, yang membedakannya hanya ada mahkluk kecil putih melingkar di tempat penempatan lilin, yaitu dua atau tiga ular kecil yang jinak dalam bahasa setempat kuil ini dinamai Hock Kim Koong atau Cheng Soi So atau Cho So Kong, sebuah kuil untuk ritual Agama Budha yang berasal dari daerah Futian China.
[caption id="attachment_131250" align="aligncenter" width="640" caption="gedung peninggalan kolonial disekitar george town"][/caption]