Dijaman ini keselamatan kerja adalah menjadi hal yang utama dan pertama sebelum melakuakn perkerjaan, peratuturan perundangan tentang keselamatan kerja yang berlaku di negara kita saat ini dalam rangka membela, melindungi,peduli,serta menghargai para pekerja sudah kian baik, namun dalam perjalannya banyak sekali kendala dan kesulitan untuk merealisasikan sampai dengan benar-benar efektif sehingga kita bekerja dengan aman dan selamat, sulitnya seperti halnya kita mencuci otak orang dalam memberi pengrtian itu, oleh karena hal itu harus benar-benar dimengerti dan disadari betapa pentingnya sebuah arti keselamatan & kesehatan.
Satu ketika aku sedang mengawasi pembongkaran konstruksi bangunan Pabrik  di daeran Jakarta utara,  karena mesin Pabrik itu dipindahkan ke Cikarang Bekasi, maka konstruksi besi  pabrik itu di jual sebagai besi tua, atau rongsokan.
Kebetulan pembelinya saudaka kita dari Madura, aku menyaksikan dalam pekerjaan pembongkaran itu jauh sekali dari aman dan rata-rata mereka para pekerja berani mati karena sangat mengabaikan keselamatan diri mereka sendiri, dengan tidak menggunakan alat pelindung diri seperti pelindung kaki atau sepatu safety, pelindung kepala atau Helmet, sarung tangan, pelindung mata, sabuk keselamatan atau Body Harnes bagi pekerjaan di ketinggian dll.
Aku menghentikan pekarjaan tersebut dengan alasan keamanan, lalu aku kumpulkanlah para pekerja itu, karena sudah berbagai macam himbauan dan nasehat sudah tidak diidahkan akrirnya aku bertanya kepada para pekerja itu.
Pertanyaan pertama : Â Cak aku mau tanya kepada sampean semua, ada berapa nyawa anda-anda ini,,?
Mereka mejawabnya, ya satu lah Pak,,
Ok berarti nggaka ada yang punya dua nyawa kan..? kataku lagi,,
Karena saya melihatnya bapak-bapak ini seperti punya nyawa dua karena begitu berani menentang resiko bahkan yang fatal sekalipun dalam melakuakn pekerjaan ini.
Mereka menjawab sudah biasa lah pak.
Pertanyaan kedua : Â Cak, berapa harga nyawa sampean..?
Mereka menjawap, ya mahal lah pak..
Ok lah cak, saya bilang nyawa sampean itu harganya cuma Lima ribu.
Diantara mereka bertanya, kok bapak berkata begitu,,?
Aku kembali berkata pada mereka, Coba sampean tanya kepada teman sampean juga, kalau sampean mati sekarang ini, berapa uang sumbangan atau santunan yang dikumpulka teman-teman sapean..?
Tahukah sampean ?, untuk nyumbang sampean jika meninggal saat ini, mereka paling memberi lima ribu atau tiga  ribu,, jadi saya bilang nyawa sampean itu harganya cuma lima ribu.
Lalu para pekerja itu terdengar gaduh berbagai macam yang di bicarakan.
Aku kembali berkata pada mereka,,
Cak..yang bisa menilai betapa mahalnya harga nyawa kita adalah diri kita sendiri, dan nyawa kita bagi kita adalah tak terhingga harganya, juga bagi orang-orang yang menyayangi dan mengasihi kita, bagi keluarga kita tentu nyawa kita tidak bisa digantikan dengan uang, atau tidak bisa dinilai dengan uang, oleh karena itu mohon kesadaran saudara- saudara sekalian betapa bernlainya nyawa kita, sehingga kita harus berbuat lebih berhati hati dalam bekerja, jangan mengabaikan keamanan diri kita, dan selalu igat bahwa di rumah kita ada yang menunggu kita pulang dengan selamat dan membawa uang hasil jerih payah kita selama bekerja.
Marilah kita membuat hidup kita ini berharga baik bagi diri kita, keluarga juga bagi orang lain di sekitar kita.
Salam Safety dan Semoga Selamat..
Slamet Darmaji, 21 April 2012
Foto ilustrasi adalah bekerja di ketinggian yang tidak menggunakan sabuk keselamatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H