Baiklah kalau begitu, Pak Tarno mulai membaca-baca doa, Maya merasa mual dan ingin muntah, muntahan pertama yang keluar adalah binatang Kelabang kecil-kecil jumlahnya pun banyak, Pak Tarno mengambil salah satu diantara kelabang itu, diikat dengan ijuk lalu dibakar, setelah kelabang terbakar maka kelabang-kelabang yang lain pun ikut hilang bak ditelan bumi.
Satu hari berikutnya Pak Tarno kembali datang, seperti biasanya ia membaca doa lalu Maya ingin muntah lagi dan keluar belatung warna hitam yang jumlahnya pun banyak, Pak Tarno mengambil salah satu belatung itu diikat dengan ijuk lalu dibakar, setelah belatung yang diikat itu terbakar maka belatung belatung lain pun hilang juga.
Hari ketiga pun sama Maya muntah yang ketiga kalinya keluarlah beberapa katak dan seperti biasanya katak dibakar sama dengan yang lain dan hilang pula.
Hari keempat masih sama Pak Tarno kembali berdoa, Maya merasa pengin buang air besar namun terasa sakit sekali dan susah keluar, sepertinya tampak kotorannya besar dan keras, sebenarnya menurut kepercayaan Maya di tempat kotor seperti WC dilarang menyebut nama Allah namun karena kepanikan itu Maya berteriak menyebut nama Allah “ Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar dengan kesakitan benda itu keluar, alangkah terkejutnya Maya, karena yang keluar adalah batu hitam sebesar telur, lalu batu itupun sama diikat dengan ijuk lalu dibakar, batu itu pun terbakar dan hilang.
Setelah benda-benda itu keluar dari tubuh Maya maka berangsur-angsur Maya sembuh, perut yang semula buncit kembali menjadi normal tanpa meninggalkan bekas apa-apa.
Satu cerita diantara sekian banyak orang yang telah menjadi korban akan keganasan Ilmu hitam yang memanfaatkan setan atau demit atau jin atau bangsa makluk halus, untuk menyakiti orang lain bahkan membunuhnya, ingatlah bahwa semua itu ada balasannya, menggunakan jasa Ilmu hitam tidaklah gratis baik di bumi atau di akhirat.
Semua ada imbalannya, ingatlah itu selalu akibatnya, sebelum menggunakannya jasa ilmu hitam.
“Gusti Allah ora sare” Tuhan tak pernah tidur.
Salam
Slamet Darmaji, 12 Feb 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H