Mohon tunggu...
Darma Andreas Ngilawajan
Darma Andreas Ngilawajan Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar - Meneliti - Mengabdi

Menyukai matematika, sains, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Oppenheimer 2023: Komparasi Moral Dua Ilmuwan Fisika

22 Agustus 2023   10:48 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:52 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film box office "Oppenheimer" diilhami dari kisah nyata seorang fisikawan teoritik Amerika Serikat, Julius Robert Oppenheimer, yang terkenal karena kisah bom atom hasil "racikannya" yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.

Mengikuti alur film ini, yang bertemakan kisah hidup Oppenheimer sebagai figur sentral, dapat dilihat bahwa adegan-adegan dalam film ini dipartisi pada beberapa topik sentral.

Topik sentral PERTAMA mengisahkan perjalanan awal kehidupan Oppenheimer yang menceritakan ketertarikannya pada fisika kuantum yang kelak akan "menggiring" dirinya pada kepopuleran. 

KEDUA, kisah dimana Oppenheimer memimpin Project Manhattan di Los Alamos yang bertujuan membuat bom atom sebagai jalan pintas untuk mengakhiri perang dunia II. 

KETIGA, bagaimana Oppenheimer beradaptasi dalam menentukan prinsip hidupnya yang tidak sejalan dengan paham komunis yang dianut sebagian  rekan-rekannya. 

Bagian KEEMPAT, mengisahkan bagaimana kehidupan Oppenheimer mengalami "titik balik" dimana dia harus berurusan dengan hukum sebagai konsekuensi dari ketenarannya dan lingkup pergaulannya dengan pribadi maupun komunitas yang berafiliasi dengan "haluan kiri".  Namun dari semua topik sentral tersebut, bagian yang paling menarik sebenarnya pada  beberapa scene yang memperlihatkan perbincangannya dengan Albert Einstein.

Ketertarikan Oppenheimer mempelajari fisika kuantum awalnya murni karena ketertarikannya mendalami sifat fisis dan energi yang dihasilkan dari reaksi beberapa molekul zat dan efek kuantum yang dihasilkan. Ketika dia sudah mengetahui kedahsyatan fisika kuantum, terutama fusi nuklir, maka motivasi menguasai ilmu mulai bergeser pada bagaimana menciptakan "senjata" untuk melawan Nazi Jerman. Oppenheimer memang seorang keturunan Yahudi dan hidup pada "dimensi waktu" masa kejayaan Nazi sehingga dirinya secara langsung merasakan penderitaan fisik dan psikis akibat kebijakan Hitler untuk memusnahkan etnis Yahudi. Siksaan mental dan fisik yang luar biasa inilah yang "membentuk" Oppenheimer sebagai pendendam terhadap Nazi Jerman.

Ketika Oppenheimer "melarikan diri" ke Amerika Serikat untuk mencari kehidupan yang lebih tenang, dirinya bertemu dengan Lewis Strauss. Strauss merupakan seorang Laksamana yang juga punya kemampuan menjadi teknokrat, birokrat, dan politisi. Strauss melihat potensi yang ada pada Oppenheimer yang bisa menunjang ambisinya untuk membuat karir militer & birokratnya menjadi moncer. Sementara Oppenheimer melihat Strauss sebagai "pintu" baginya untuk mewujudkan balas dendamnya pada Nazi Jerman. Ambisi untuk saling memanfaatkan inilah yang menciptakan "simbiosis mutualisme" diantara mereka. Namun pada akhirnya mereka saling melihat satu sebagai ancaman terhadap yang lain ketika jiwa ilmuwan Oppenheimer yang lebih terbiasa mengutamakan rasionalitas dan kejujuran berbenturan dengan sifat oportunis dan pragmatis dari Strauss. Pada akhirnya Oppenheimer harus "berurusan" dengan hukum karena menjadi korban konspirasi Strauss. Ujung-ujungnya Strauss sendiri harus menerima karma "senjata makan tuan" ketika seorang ilmuwan yang pernah bekerja dengan Oppenheimer di Project Manhattan tergugah nuraninya untuk membongkar skenario jahat Strauss, sehingga bisa membalikkan Oppenheimer pada kehormatannya sebagai salah satu "pahlawan besar" negeri Paman Sam.

Pesan moral film ini lebih banyak muncul pada beberapa scene perbincangan antara Oppenheimer dan Einstein, dua ilmuwan hebat di bidang fisika yang juga sama-sama keturunan Yahudi. Teori Relativitas khusus Einstein sebenarnya adalah "pintu gerbang" lahirnya prinsip pembuatan bom atom. Hal ini terungkap ketika Oppenheimer menunjukkan secarik kertas yang berisi formula reaksi fusi nuklir. Oppenheimer menanyakan kepada Einstein tentang kebenaran teori tersebut. Sambil tersenyum saat melihat kertas tersebut, Einstein menjawab "Formula yang kalian buat ini benar. Kalian para ilmuwan muda yang terlibat dengan Pentagon berpikir bahwa saya tidak tahu bagaimana menggunakan teori yang saya buat 20 tahun lalu? Justru saya tahu dampak buruknya bagi alam semesta makanya saya tidak ingin mengungkapnya secara detail. 

Saya tahu bahwa suatu saat para ilmuwan fisika yang cerdas akan menyingkap tabir alam berpikir saya, dan kamu salah satunya. Saya lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan aspek moral di atas segalanya sehingga saya memilih 'menutup tirai' teori relativitas supaya biarlah tetap samar-samar. Karena ketika tirainya terbuka dan semuanya terlihat maka dunia ini sudah tidak akan sama seperti yang kita kenal. Kamu sudah membuka tirainya, sekarang bersiaplah menanggung segala konsekuensinya" Oppenheimer hanya tertegun sambil menatap Einstein yang berjalan meninggalkannya.

Kelak semua kata-kata Einstein terbukti. Oppenheimer menerima segala pujian, penghargaan, dan ketenaran. Namun seumur hidupnya dia selalu tersiksa karena terus terbayang wajah para korban bom atom hasil buah pikirnya sebagai muara dari ambisi dan motivasi balas dendamnya terhadap Nazi Jerman, namun tak terbalaskan karena bom ciptaanya justru dipakai untuk menghancurkan Jepang yang merupakan sekutu Jerman di Asia Pasifik. Sementara Einstein menjalani hidup dengan tenang karena memilih mengampuni dan melupakan segala penderitaan yang telah dialaminya saat berada dalam tekanan Nazi Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun