Mohon tunggu...
Farah Umaina
Farah Umaina Mohon Tunggu... -

Just a school girl

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yakinkah untuk Benar-benar Membenci?

22 Juni 2012   14:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:39 2058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat saya pernah bertemu dengan seseorang yang dengan gencar mengatakan kalau banyak orang di Indonesia yang jadi "antek-antek" Yahudi dan Amerika. Lalu saya bertanya padanya: "Mengapa Bapak membenci Yahudi dan Amerika?". Kemudian dengan penuh emosi yang meluap-luap, dia berkata pada saya, "Mereka itu biadab. Rakyat kita dibuat miskin oleh mereka. Kita dijajah oleh Amerika sekarang ini. Lihatlah, banyak rakyat kelaparan dan kesusahan. Semua itu mereka penyebabnya! Belum lagi generasi muda kita sekarang, krisis moral dan kebudayaan terjadi di mana-mana." Begitu banyak yang dia katakan sehingga saya tidak begitu ingat satu per satu. Lalu kemudian dia diam dan saya balik bertanya padanya.
"Bapak pakai handphone, Pak?" dia mengangguk.
"Blackberry ya?" Kembali dia mengangguk. "Itu kan handphone buatan orang Yahudi, Pak."
"Bapak pakai laptop?" Dia kembali mengangguk. "Merek apa? IBM, Lenovo, atau Apple?" Dia menjawab, "Lenovo." Saya tersenyum sambil berkata, "Itu kan laptop buatan Amerika, Pak, dibuat di Cina."
"Bapak punya akun di facebook, Pak?" Dia kembali mengangguk. "Facebook kan buatan orang Yahudi."
"Bapak cari informasi di internet pake search engine apa, pak? Google, ya?" Kembali dia mengangguk.
"Pak, Google juga buatan orang Yahudi." Jawabku kalem.
"Bapak pakai software apa untuk komputernya? Microsoft atau Linux?" Maka si bapak menjawab, "Microsoft, saya nggak ngerti gimana cara pakai Linux."
Saya kembali tersenyum. "Microsoft itu kan buatan orang Yahudi, Pak. Bill Gates yang buat. Lalu, Linux buatan Indonesia, tapi Bapak nggak bisa pakai, sayang sekali."
Saya kemudian menepuk-nepuk pundak bapak itu sambil berlalu, membiarkannya duduk termenung seorang diri. Bangsa luar tidak pernah menjajah Indonesia. Kita sendiri yang suka kalau diri kita dijajah. Itulah hal pertama yang ada dalam benak saya. Pasti Pembaca semua heran, mengapa demikian? Akan saya jelaskan satu per satu.

Pertama, dari soal makanan. Indonesia dijajah oleh makanan-makanan cepat saji ala amerika, contohnya saja fried chicken. Atau makanan italia yang bernama Pizza atau Sphagetti. Seandainya orang-orang Indonesia tidak terlalu gengsi dan tidak menjadikan makanan tersebut menu favorit, pastilah amerika dan italia tidak mendominasi produksi makanan di negeri ini. Padahal, banyak makanan asli Indonesia yang rasanya tak kalah enak.

Kedua, soal pakaian. Orang Indonesia suka sekali memakai pakaian yang bermerek luar negeri. Pakaian Perancis, pakaian amerika, dan butik-butik ternama luar negeri dipasarkan luas di negeri ini. Bagaimana kita tidak dijajah? Kita menyukai barang-barang mereka, kok. Padahal, di Cibaduyut banyak produk-produk dalam negeri yang harganya relatif murah dengan kualitas bagus, tapi orang Indonesia terlalu gengsi untuk memakai produk negeri sendiri.

Ketiga, soal budaya. Sekarang kita dijajah oleh budaya korea, k-pop katanya. Mengapa? Karena semua remaja kita menyukainya. Coba kalau kita lebih menyukai budaya dalam negeri seperti tari-tarian tradisional atau pementasan drama-drama daerah, pasti k-pop tidak akan menjajah kita. Tapi kita terlalu gengsi, kita lebih suka memilih budaya orang lain. Padahal, yang bagus dari korea itu hanya rupanya saja, itu pun setelah mengalami beberapa kali operasi plastik.

Keempat, soal teknologi. Kita mengatakan bahwa teknologi kita dijajah oleh Jepang dan Eropa. Jelas hal ini terjadi. Lihat saja, mobil-mobil buatan Jepang berhamburan di seluruh negeri, begitu pula dengan sepeda motor buatan mereka. Laptop, komputer, handphone dan software, kebanyakan kita beli dari Jepang dan Eropa, atau Amerika. Kita sendiri jarang bisa memproduksi software sekelas microsoft atau macintosh. Bagaimana kita tidak dijajah?

Kita membuat diri kita sendiri dijajah. Kita mengatakan kalau kita sekarang dijajah. Menurut saya itu tidak benar. Amerika, Eropa, Jepang, dan negara-negara lainnya adalah pedagang. Mereka memasarkan produk-produk mereka ke negara kita. Seandainya kita tidak mau membeli, tentu produk-produk itu sekarang tidak ada di negara kita. Masalahnya, kita memang lebih bersikap konsumtif, lebih memilih barang impor daripada produk lokal.

Melalui tulisan ini, bukan niat saya untuk membangga-banggakan negara luar yang memiliki produk bagus dan dipasarkan di Indonesia, bukan pula melarang masyarakat Indonesia untuk memakai produk luar negeri. Maksud tulisan ini adalah: jika bangsa Indonesia tidak ingin dijajah, bangkit dan buat produk sendiri. Jika kita tidak ingin dijajah, perkuat diri kita, tunjukkan bahwa kita juga tidak bergantung pada mereka dalam banyak hal.

kalau seperti ini terus, sama saja kita membenci seseorang, tapi tetap memakai pakaiannya dan memakan makanannya. Sudahlah, tak perlu demikian membenci. Amerika dan Yahudi tidak selamanya buruk. Banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari mereka. mengapa kita tidak pernah mampu membuat teknologi seperti yang mereka ciptakan? Karena kita kurang berusaha dan malas mencoba. Ambil semua hal yang baik bagi kita dari mereka, dan tinggalkan semua hal buruknya. Demi kemajuan bangsa, saya kira hal-hal seperti ini tidak akan merugikan, kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun