Mohon tunggu...
Farah Umaina
Farah Umaina Mohon Tunggu... -

Just a school girl

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesalahpahaman: Semoga Cepat Berlalu

22 Juni 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:40 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agak lucu juga melihat apa yang terjadi dengan akun saya di facebook. Beberapa hari yang lalu saya menulis status seperti ini:
ayolah orang Indonesia, berpikirlah jauh ke depan,
kalau memang kita mau maju, berhentilah lihat-lihat malaysia
kalau memang kita mau maju, lihat Eropa, lihat Amerika, lihat Jepang, lihat Cina, ini kok penglihataan nggak jauh2, malaysia terus

Saya tidak menyangka akan mendapat respon yang kurang mengenakkan dari salah satu rekan saya di facebook. Dia tiba-tiba langsung mengirimkan inbox kepada saya sebagai berikut:
PERGILAH DAN JANGAN PERLIHATKAN LAGI MUKA KAU DI DEPANKU

sok tahu.. apakah kamu tahu eropa amerika itu.. semuanya sampah disana! bangsa kau kelaparan kaya gini karena dijajah oleh amerika sapai detik ini. antek amerika!

banyak di indonesia yg jadi antek amerika dan yahudi, makan duit haram jadah dengan menjual bangsanya. rela menari2 di ats penderitaan masyarakat dan kerusakan moral bangsa. semoga laknak bagi mereka dan jatuh ke kerak neraka.

Saya terkejut ketika membaca inbox tersebut. Lho, mengapa responnya menjadi seperti ini? Dan saya langsung mengerti, ini adalah suatu bentuk kesalahpahaman yang terjadi.
Ketahuilah, saya tidak membawa-bawa agama, Yahudi, atau kegiatan Amerika yang merugikan dalam status tersebut. Ini murni bentuk kesalahpahaman yang terjadi.  Tujuan saya semata-mata adalah untuk menyadarkan bangsa ini, bahwa untuk maju, kita harus melihat banyak jalan.
Bangsa-bangsa Eropa adalah bangsa yang maju, baik dari segi pendidikan, teknologi, kesenian, dan sebagainya. Sekarang ini universitas peringkat atas berada di benua Eropa dan Amerika. Apa salahnya jika kita mencontoh mereka? Selama ini saya mempelajari bagaimana cara mereka belajar dan bekerja, mereka adalah orang yang menghargai waktu dan menjunjung tinggi kedisiplinan, menepati janji, dan konsisten dengan apa yang mereka katakan. Apakah salah jika kita mencontoh hal-hal seperti itu?
Selama ini orang-orang Eropa dan Amerika begitu maju dalam bidang sains. Banyak jurnal-jurnal ilmiah yang saya temukan berasal dari mereka. Penelitian-penelitian yang mereka lakukan patut diacungi jempol. Pemikiran mereka demikian maju. Apakah salah jika kita mencontoh hal-hal seperti itu dari mereka?
Salah satu wilayah di Eropa, yaitu Swiss, menjadi pusat bank dunia. Swiss terkenal sebagai wilayah yang aman sehingga orang-orang jutawan baik di Eropa maupun negara-negara lain merasa aman bila menyimpan uang di bank-bank Swiss. Apakah salah jika kita mencontoh keamanan lingkungan yang diciptakan oleh Swiss?
Negara-negara Eropa juga peduli dengan bencana dan perubahan iklim yang terjadi. Salah satu caranya mereka tunjukkan dengan penggunaan kereta sebagai transportasi umum dan memakai bahan bakar serta mesin yang tingkat polusinya sangat minimum. Banyak warga negara yang memilih bepergian dengan menggunakan kereta atau bus biasa, bahkan banyak warga negara Eropa yang memilih untuk tidak memiliki mobil pribadi. Hal ini menyebabkan lingkungan mereka tetap bersih, bebas polusi, dan tidak ada macet. Sementara di Indonesia, lihatlah apa yang terjadi. Jalanan kita carut-marut. Kendaraan pribadi berhamburan, isinya paling satu atau dua orang. Ke mana-mana orang Indonesia memakai kendaraan pribadi, baik itu motor atau mobil. Bus kota mengepulkan asap hitam, udara sesak. Suhu kita meningkat, bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrim sering terjadi. Sekali lagi, tidakkah kita ingin mencontoh mereka?
Cambridge sekarang menjadi pusat pendidikan di dunia. Bahasa Inggris banyak diminati oleh berbagai negara sebagai bahasa pengantar pendidikan, termasuk di Indonesia. Apakah kita tidak ingin suatu saat bahasa Indonesia mengalami hal yang sama? Apakah kita tidak ingin suatu saat bahasa negara kita ini dikenal oleh seluruh dunia dengan cara yang baik? Bukankah hal tersebut membanggakan?
Lalu, Finlandia dikenal sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Kualitas pendidikannya bagus, sistem dan kurikulumnya berjalan dengan baik. Lagi-lagi, apakah salah jika kita mencontoh hal tersebut dari mereka? Apakah kita tidak ingin suatu saat pendidikan kita tidak lagi carut-marut seperti ini?
Di bidang olahraga, khususnya sepakbola, negara-negara Eropa juga sangat maju. Lihat pola permainan mereka, pola pembentukan federasi sepakbola mereka. Tidak inginkah kita mencontoh mereka? Tidak inginkah kita suatu saat persepakbolaan kita juga maju seperti mereka?
Satu hal lagi yang patut saya tekankan. Mengapa kita selalu memandang negatif bangsa Yahudi? Kita selalu berpikir mereka jahat, kejam, dan seharusnya dihindari. Padahal, banyak hal yang patut kita contoh dari mereka. Saya akan berikan satu contoh: orang yahudi begitu perhatian dengan SDM-nya. Mereka selalu berusaha melahirkan anak-anak yang cerdas dan terjaga pola makannya. Orang-orang Yahudi tak mau makan sembarangan, mereka hanya mau makan makanan yang bergizi dan dapat mencerdaskan otak anak-anak mereka. Orang Yahudi tidak merokok jika ada anak kecil atau wanita hamil di dekatnya. Bahkan, suami Yahudi akan berhenti merokok jika mengetahui istrinya sedang hamil. Sedangkan di Indonesia, kita lihat di mana-mana orang merokok. Kita makan makanan berpengawet, beracun, sehingga anak-anak kita lahir dalam keadaan gizi buruk dan kualitas SDM-nya kurang. Sekali lagi, apakah salah jika kita mencontoh apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi tersebut?
Saya mengerti bahwa tidak semua yang ada di Eropa maupun Amerika baik untuk dicontoh, karena memang budayanya berbeda dengan budaya kita sebagai orang Indonesia. Akan tetapi, kalau kita terus menutup diri, kita juga membahayakan diri kita sendiri. Kita butuh tahu informasi apa yang ada di luar, kita butuh mereka sebagai pembanding. Kita butuh mereka untuk merefleksi diri.
Saya mengerti bahwa pikiran kita tercampur-campur karena ingatan kita yang membenci perilaku negatif mereka, tapi ketahuilah bahwa tidak semua yang ada dalam diri mereka itu buruk. Kita harus mempertimbangkan untuk mencontoh hal-hal baik dari mereka. Sebagai bangsa Indonesia, kita selayaknya berpikiran dewasa dan berwawasan luas.
Malaysia memang negara yang cukup maju, namun apakah cukup satu contoh saja jika kita ingin maju? Sejauh yang saya ketahui, Malaysia dan Singapura adalah bangsa yang dimerdekakan oleh Inggris. Maka dibalik kesuksesan Malaysia, ada Inggris yang membantu mereka. Sama saja, Malaysia juga sukses karena berhubungan dengan negara Eropa, kan? Itu artinya, Malaysia berhasil mengambil hal-hal baik yang diajarkan oleh bangsa Eropa dan membuang hal-hal yang menurut mereka tidak sesuai dengan budayanya.
Mengapa kita tidak pernah berpikir jauh ke depan? Mengapa kita hanya terpaku pada satu pemikiran saja? Mengapa kita tidak ingin menerima ide dari orang lain yang berbeda dengan ide kita? Seharusnya sebagai bangsa Indonesia, bukankah sudah menjadi tradisi kita untuk saling menghormati pendapat? Bukankah Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, perbedaan pendapat, pemikiran, dan agama? Lalu mengapa kita harus menunjukkan ketidaksukaan kita dengan cara memaki-maki orang lain? Seandainya memang kita adalah orang yang berpendidikan, tentulah hal tersebut seharusnya dapat disikapi dengan lebih dewasa.
Kesalahpahaman ini, semoga cepat berlalu. Saya harap, seseorang dapat memaklumi pikiran orang lain, dan menyikapinya dengan cara yang dewasa serta perpandangan jauh ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun