Mohon tunggu...
putra kencana
putra kencana Mohon Tunggu... -

Kerdil jiwaku hadapi dunia Rentetan caci maki.. Terus menari dalam lingkaran.. Setan! Aku terbuang, terisolasi.. Laknat! Terus mencari pemuas nafsuku, Pekat, kelam jiwaku Dan ku tak pernah peduli Merangkak dalam kelam.. Laknat.. Laknat.. Laknat.. Aku terbuang, terisolasi.. Laknat!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Jeritan Hampa

25 November 2011   13:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah Di mulai darimana awal kisah ini..

Kadang ku mencoba kuat setegar batu karang..

Namun perlahan batu karang itu rapuh..

Oleh deburan teriakan ombak yg menghempas..

Ternyata Aku tak setegar dahulu..

Hati ini mulai berulah..

Sakit..

Perih tak tampak..

Akan duka yang menyiksa jiwa..

Namun semua tertahan tak dapat menyeruak..

Tak ada yang tau, tak ada yang peduli..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun