Mohon tunggu...
Darju Prasetya
Darju Prasetya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis freelance

Pemerhati kehidupan....penyuka dunia tulis menulis....Pengembara di dunia.......Pencari dunia baru untuk kehidupan yang lebih baik......Email: prasetya58098@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengasihani Diri Sendiri: Pelajaran dari Kesibukan yang Tak Berujung

21 November 2024   05:35 Diperbarui: 21 November 2024   07:06 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengasihi Diri Sendiri: Pelajaran dari Kesibukan yang Tak Berujung

Oleh: Darju Prasetya

Dalam kehidupan yang penuh dinamika, tak jarang kita terlalu sibuk mengurusi orang lain hingga melupakan kebutuhan dan kepentingan diri sendiri. Kadang, kita bahkan merasa bahwa persoalan pribadi menjadi terabaikan karena perhatian lebih banyak tersita untuk urusan di luar diri kita. Padahal, seiring waktu, pola hidup seperti ini bisa memengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani.

Mengasihi diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan sebuah kewajiban. Tubuh dan jiwa kita adalah aset utama dalam menjalani hidup. Jika kita tidak menjaga kesehatan mental dan fisik, bagaimana kita bisa memberikan dampak yang berarti bagi orang lain? Menyisihkan waktu untuk diri sendiri, merenung, dan beristirahat bukanlah bentuk kemalasan. Sebaliknya, ini adalah cara untuk merawat diri agar tetap produktif dan hadir sepenuhnya untuk orang lain.

Namun, realitanya, banyak dari kita merasa bersalah ketika mencoba untuk menarik diri sejenak dari kesibukan. Masyarakat sering menganggap bahwa "sibuk" adalah ukuran keberhasilan, sehingga kita terus berlari tanpa henti. Ironisnya, dalam kelelahan itu, kita sering kehilangan arah dan merasa hampa, seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan.

Solusinya adalah belajar menyeimbangkan antara tanggung jawab kepada orang lain dan komitmen terhadap diri sendiri. Mulailah dengan mengenali batasan pribadi. Tidak semua permintaan harus dipenuhi, dan tidak semua urusan orang lain menjadi tanggung jawab kita. Belajarlah berkata tidak tanpa rasa bersalah, terutama jika hal itu merugikan kesejahteraan diri sendiri.

Selain itu, jadikan perhatian pada diri sendiri sebagai kebiasaan. Luangkan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan hati, seperti membaca buku, berjalan-jalan, atau sekadar menikmati secangkir teh tanpa gangguan. Ingatlah, merawat diri bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan.

Dengan lebih mengasihi diri sendiri, kita tidak hanya menjadi lebih sehat secara fisik dan mental, tetapi juga mampu memberikan dampak yang lebih baik pada orang-orang di sekitar kita. Sebab, pada akhirnya, cinta yang paling tulus kepada orang lain bermula dari cinta yang kita berikan kepada diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun