Hidup ini pada hakikatnya adalah sebuah absurditas-sebuah kisah yang tidak pernah dapat sepenuhnya terungkapkan atau dipahami. Jika hidup adalah sebuah kejelasan yang pasti, maka apa artinya harapan? Apa gunanya kita berjuang untuk sesuatu yang sudah pasti ada? Namun, justru ketidakpastian dan ketidakjelasan inilah yang menghidupkan setiap detik perjalanan manusia. Kehidupan bukanlah sebuah teka-teki yang harus kita pecahkan, melainkan sebuah drama yang terus berlangsung, tanpa ada jawaban pasti atau akhir yang bisa diprediksi. Keabstrakan dan kompleksitas kehidupan adalah keniscayaan yang harus kita terima. Problematika, kesulitan dan tantangan bukanlah sesuatu yang muncul di luar hidup kita, melainkan esensi dari kehidupan itu sendiri. Ia bukanlah sesuatu yang datang untuk mengganggu kedamaian kita, melainkan bagian dari ritme alami eksistensi kita. Oleh karena itu, manusia tidak boleh menghindar atau bersembunyi dari masalah. Sebaliknya, kita harus belajar untuk memeluknya, menerima ketidakpastian itu dengan lapang dada, dan bahkan tertawa atas absurditas yang ada. Ketika kita mampu melakukannya, kita menemukan cara untuk bertahan-untuk terus bergerak maju meskipun dunia seolah berbalik menentang kita. Dan dalam penerimaan itulah, kita menemukan kebebasan yang sesungguhnya, kebebasan untuk hidup sepenuhnya, tanpa terjebak dalam bayang-bayang keputusasaan.
Jizek, dengan cara pandangnya yang tajam, menyatakan bahwa kehidupan itu sendiri lahir dari bencana, dari sebuah katastrofi besar yang mengubah segala-galanya. Penderitaan adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. Alam semesta ini bermula dari sebuah ledakan besar-Big Bang-yang mengirimkan segala sesuatu ke dalam ketidakpastian dan chaos. Kehidupan, dengan segala keindahan dan kerapuhannya, muncul dari kekacauan yang tak terduga. Begitu pula kelahiran manusia, yang terjadi melalui penderitaan sang ibu sebuah peristiwa yang penuh dengan rasa sakit, tetapi sekaligus penuh dengan potensi untuk kehidupan baru. Cinta, yang sering kita anggap sebagai obat dari segala rasa kesepian dan penderitaan, justru sering kali membawa kesedihan dan kepedihan. Namun, itulah realitas yang harus kita hadapi. Cinta bukanlah pemanis hidup yang manis, melainkan sesuatu yang memberikan kita kedalaman emosional, yang menantang kita untuk melihat kerapuhan dan ketidakpastian di dalam setiap hubungan. Kehidupan tidak menawarkan keabadian atau ketenangan, tetapi menawarkan kita peluang untuk tumbuh, meskipun melalui penderitaan.
Kita harus belajar untuk melihat guncangan hidup baik yang besar maupun yang kecil sebagai bagian dari sebuah proses kelahiran. Bukan kelahiran yang mudah, tetapi kelahiran yang penuh dengan ketegangan, keputusasaan, dan harapan. Segala sesuatu yang kita kenal sekarang ini bermula dari sebuah kehancuran besar yang mempengaruhi dunia sebelumnya. Contohnya adalah bagaimana kehidupan kita saat ini dimulai setelah punahnya era dinosaurus, yang menyisakan ruang bagi kehidupan baru untuk berkembang. Maka, kehidupan bukanlah suatu hal yang berlangsung dengan mulus tanpa hambatan, tetapi sebaliknya, ia adalah serangkaian perubahan dramatis yang datang dengan guncangan dan kesulitan. Dan justru melalui guncangan-guncangan inilah kita bisa menemukan makna dari eksistensi kita. Kehidupan bukanlah tentang menghindari badai, tetapi tentang belajar untuk bertahan dan tumbuh di dalamnya.
Guncangan dalam hidup bukanlah gangguan yang harus kita hindari, tetapi bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi itu sendiri. Tanpa guncangan itu, tidak ada kelahiran, tidak ada pertumbuhan. Tanpa tantangan, kita tidak akan tahu seberapa besar potensi yang ada dalam diri kita. Kehidupan yang mulus dan tidak terganggu adalah ilusi, sebuah keinginan untuk menghindari realitas yang keras. Tetapi kenyataannya adalah, kehidupan kita berasal dari ketegangan, dari penderitaan, dan dari kesulitan. Dan hanya dengan menerima semua itu---dengan melihatnya sebagai bagian dari perjalanan yang lebih besar---kita dapat menemukan kebebasan sejati dan makna dalam hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H