Mohon tunggu...
Daris Dzulfikar
Daris Dzulfikar Mohon Tunggu... Seniman - Freelance Filmmaker

Penciptaan Seni Videografi, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ruang Religiusitas dalam Film Karya Riri Riza

24 September 2022   12:15 Diperbarui: 24 September 2022   12:35 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan Adegan Film Laskar Pelangi (2007) (Sumber: IMDB.com).

Profil Riri Riza
Riri Riza yang bernama lengkap Muhammad Riva’i Riza merupakan sutradara lulusan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Ia lahir di Makassar, darah senimannya dimulai dari ia masih berusia anak-anak, dimana Riri Riza kecil merupakan seorang musisi. Hingga pada akhirnya ketika remaja, ia hijrah menuju Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Institut Kesenian Jakarta. 

Film pendek berjudul Sonata Kampung Bata merupakan karya film tugas akhirnya yang berhasil meluluskannya dari almamaternya. Riri Riza juga melanjutkan pendidikan Master nya di Royal Holloway University of London, dengan konsentrasi Penulisan Skenario.

Representasi Sosial dan Politik dalam Film Petualangan Sherina (2000)
Film panjang debut penyutradaraannya berjudul Petualangan Sherina, bercerita tentang karakter Sherina yang harus pindah sekolah ke Bandung karena mengikuti tugas kedinasan orang tuanya. Sepanjang film diisi dengan petualangan Sherina dan Shadam serta teman teman barunya di Bandung.

Representasi sosial dan politik hadir dalam film ini justru karena gerakan dan semangat para pembuat filmnya. Petualangan Sherina merupakan film yang berhasil mendobrak pasaran pada saat itu, dikarenakan era tersebut (1998-2000) terjadi krisis moneter dan menyebabkan mati suri perfilman indonesia. Jadi munculnya film Petualangan Sherina karya Riri Riza merupakan semangat baru bagi pembuat film pada era itu sekaligus disusul dengan munculnya generasi baru pembuat film Indonesia.

Representasi Sosial, Budaya dan Politik dalam Film Gie (2005)
Film-film Riri Riza banyak mengambil tema tentang isu sosial dan realitas yang ada di Indonesia. Bisa kita lihat dalam film Gie (2006), representasi politik mencoba dihadirkan dengan menggambarkan sosok perjuangan aktivis demonstran juga pecinta alam, yaitu Soe Hok Gie. 

Riri Riza pun menghadirkan karakter berlatar belakang keluarga tionghoa, menunjukan bahwa keragaman dalam budaya pun dihadirkan dalam karya filmnya. Atas kerapihan dalam bertutur, film ini diganjar sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2005. 

Representasi Kondisi Sosial dalam Film Laskar Pelangi (2007)
Film ini mungkin bisa jadi film terbaik Riri Riza sepanjang masa, yaitu Laskar Pelangi (2008), merupakan film yang berlatar di Gantong, Kepulauan Belitung. Laskar Pelangi menceritakan kehidupan sekumpulan anak-anak dalam menempuh pendidikan di daerah terpencil.

Keadaan serupa pun masih kita lihat saat ini dimana akses pendidikan di Indonesia masih belum merata, angka buta huruf pun masih tinggi. Jadi, penggambaran kondisi sosial di film Laskar Pelangi masih terpampang nyata dalam wajah Indonesia hari ini.

Representasi Kondisi Sosial, Politik dan Budaya dalam Sokola Rimba (2013)
Film Sokola Rimba bercerita tentang kehidupan orang-orang rimba di Bukit Duabelas, Jambi. Film ini cukup kompleks karena sekaligus menjadi kritik sosial terhadap kondisi lingkungan, seperti pembalakan liar dan pembakaran hutan. 

Di Film ini terdapat karakter Butet Manurung yang mana ia datang dari luar hutan untuk mengajar anak-anak rimba dengan swadaya dan mendirikan sekolah alam disana. Adegan yang tergambar di film ini pun masih merupakan potret kondisi sosial, politik dan budaya Indonesia.

Proses riset film Sokola Rimba (Sumber: Miles Film Youtube Channel)
Proses riset film Sokola Rimba (Sumber: Miles Film Youtube Channel)
Proses pengambilan gambar Film Sokola Rimba (Sumber: Miles Film Youtube Channel)
Proses pengambilan gambar Film Sokola Rimba (Sumber: Miles Film Youtube Channel)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun