Mohon tunggu...
Darin Sakinah Aulia
Darin Sakinah Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

learning and growing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Musik Keroncong dalam Arus Globalisasi

6 Juni 2022   16:59 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:03 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.antaranews.com/

Salah satu cara agar musik keroncong tetap bertahan yaitu dengan menggabungkan musik keroncong dengan jenis musik lainnya. Hal tersebut dilakukan agar menarik minat pendengar maupun minat pemain musik (Henry & Wijaya, 2013 : 52). 

Memainkan lagu keroncong dengan repertoar-repertoar lagu yang hidup pada era modern ini akan menarik minat dari para generasi muda terhadap musik keroncong (Widyanta, 2017 : 165).

Festival musik keroncong yang ada di Solo Keroncong Festival yang diadakan setiap tahun dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan antusiasme masyarakat pada keroncong. 

Solo Keroncong Festival merupakan wujud apresiasi masyarakat tentang musik keroncong yang merupakan kesenian asli Indonesia. Festival yang disajikan dengan unik dan diselaraskan dengan kebutuhan anak milenial, misalnya mendesain tempat instagramable merupakan strategi yang cocok digunakan untuk menarik minat masyarakat. 

Dilihat lebih dalam di Kabupaten Jember, strategi pelestarian keroncong masih cukup minim. Kegiatan keroncong yang baru saja diselenggarakan baru-baru ini hanya Parade Keroncong yang merupakan kegiatan dalam rangka Hari Jadi Rumah Sakit Umum Daerah dr Soebandi Jember. 

Selain itu juga ada paguyuban Keroncong yang diberi nama Artis Musik Keroncong Indonesia (Pamori) Jember yang mayoritas anggotanya adalah pensiunan dan hanya sekitar 20% anggota Pamori adalah anak muda berusia sekitar 23 tahun. 

Sejatinya bukan hanya pemerintah atau seniman saja yang perlu melestarikan keroncong, namun dibutuhkan dukungan semua pihak agar keroncong tetap lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun