Munculnya ajang bernyanyi di layar kaca seperti Indonesian Idol yang pesertanya selalu membawakan lagu pop baik dari dalam ataupun luar negeri membuktikan bahwa genre pop sudah sangat akrab di telinga masyarakat.Â
Penyelenggaraan konser musik seperti We The Fest yang menyajikan genre pop, selalu menjadi konser yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Antusiasme semua kalangan terlihat dari cepatnya tiket konser tersebut terjual habis. Lantas, kemanakah antusiasme masyarakat pada musik keroncong?
Musik Keroncong
Eksistensi budaya populer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebudayaan Indonesia yang di sini adalah musik keroncong. Musik keroncong merupakan salah satu jenis budaya Indonesia yang hidup, tumbuh dan berkembang di Indonesia.Â
Musik keroncong merupakan peleburan dari berbagai ragam musik yang mencoba memadukan beberapa jenis alat musik dalam versi baru (Victor, 2011). Musik keroncong dikategorikan dalam musik klasik tradisional dan merupakan musik asli Indonesia (Rachman, 2013).
Musik Keroncong pernah mengalami masa keemasan yaitu di era 60an – 90an yang ditandai dengan banyaknya komposer Keroncong di Indonesia yang produktif menciptakan lagu Keroncong seperti Gesang, Kelly Puspito, dan Budiman B. J. Akan tetapi akhir-akhir ini di abad 21 perkembangan musik keroncong tidak sebaik musik-musik non-tradisi lainnya, bahkan terkesan statis.Â
Hal ini disebabkan oleh makin maraknya musik barat ataupun musik populer yang berkembang pesat di dunia musik Indonesia yang sangat didukung oleh fasilitas sosial media, hal ini sangat berbanding terbalik dengan musik keroncong. Budaya pop yang tumbuh di masyarakat sangat mendesak keberadaan musik keroncong yang telah menjadi budaya lokal Indonesia.
Strategi Mempertahankan Musik Keroncong
Walaupun musik keroncong dapat dikatakan tertinggal jika dibandingkan dengan jenis musik modern dan juga secara aspek bisnis dinilai kurang diminati, namun musik keroncong tetap memiliki penggemar. Keberadaan musik keroncong semakin terancam di Indonesia. Kurangnya perhatian dan antusias para remaja terhadap musik keroncong menyebabkan tidak adanya regenerasi terhadap musik ini.Â
Beberapa faktor yang turut mempengaruhi mundurnya perkembangan musik keroncong antara lain minimnya peran media, kecenderungan perkembangan industri musik, dan hambatan dalam pengembangan kreativitas (Darini, 2012 : 19).Â