Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sepi Pengunjung dan Tak Terawat, Apa yang Terjadi dengan Wisata Bukit Sleker Asri?

13 April 2021   07:33 Diperbarui: 13 April 2021   07:37 2509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan pinus milik Perhutani ini beberapa tahun kemaren sempat menjadi destinasi pilihan di wilayah Magelang. Berlokasi agak terpencil, tepatnya di Dusun Grenjeng, Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, mejadikannya sebagai wisata yang masih asri jauh dari hiruk pikuk kota dan bising kendaraan.

Dengan posisi hutan yang berada diatas bukit, menjadikan tempat ini cocok untuk melihat pemandangan sekitar yang dikelilingi oleh sawah. Jajaran pohon pinus yang menjulang tinggi dan rimbun, serta rumput yang segar dan hijau, membuat suasana di tempat tersebut masih alami, sejuk, dan segar.

Awalnya, Sleker hanyalah hutan pinus yang dikelola untuk dimanfaatkan getah karetnya saja. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan hutan ini sebagai tempat mencari kayu atau pun rumput untuk ternak mereka. Tapi terkadang ada juga masyarakat sekitar yang datang hanya untuk bermain atau berwisata kecil-kecilan seperti yang pernah saya lakukan dulu. Sesekali, Sleker juga dijadikan arena latihan bagi para TNI.

Oh iya, rumah saya sangat dekat dengan Sleker, tidak sampai lima menit untuk kesana. Sebelum menjadi tempat wisata seperti sekarang, saya dan teman-teman atau keluarga saya sering kesana. Sekadar bermain dan menikmati kesunyian bukit yang masih sepi dan segar. Jika sudah disana, tak lupa kita selalu mengumpulkan bunga pinus walupun entah untuk apa nantinya, yang pasti itu sangat mengasyikkan . Disana juga terdapat lapangan kecil yang dulu sering digunakan untuk bermain sepak bola atau voli oleh warga sekitar.

Pada tahun 2017, masyarakat sekitar yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) memutuskan untuk menjadikan Sleker sebagai destinasi wisata alam. Terdapat berbagai macam objek bermain yang dibangun, spot foto, dan ada juga area untuk berkemah. Tentunya banyak aktivitas pilihan yang bisa dilakukan disana, seperti  outbound, sekadar menikmati pemandangan, berbincang dan berkumpul dibawah pohon cemara, melakukan swafoto di berbagai sudut bukit dan camping bersama. Kadang ada acara seperti senam bersama yang dilakukan oleh instansi atau perkumpulan tertentu. Beberapa kali juga ada yang melakukan foto prewedding disana.

dokpri
dokpri
Waktu itu bukit Sleker memang ramai dibicarakan dan juga ramai pengunjung, apalagi saat weekend. Mungkin karena wisata baru jadi masih banyak dicari. Saya sangat sering melihat banyak rombongan menuju kesana, entah itu rombongan keluarga, rombongan dari sekolah yang mau outbound, maupun rombongan dari unversitas tertentu untuk melakukan camping. Sedikit info bahwa akses jalannya melewati depan rumah saya, otomatis saya bisa tahu lalu lalang yang lewat.

Namun, setahun terakhir ini, saya sudah tidak melihat keramaian lalu-lalang orang yang ingin berwisata kesana. Yap, apalagi kalau bukan karena pandemi yang terjadi tahun 2020. Seperti yang kita tahu, saat itu memang diberlakukan PSBB dan penutupan semua sektor wisata. Tentunya Bukit Sleker juga ikut terdampak dan harus ditutup guna mematuhi protokol yang diterapkan. Dan ya bulan Maret 2020, Bukit Sleker Asri resmi ditutup karena pandemi.

Selama masa penutupan itu, ketika saya melewati jalan Sleker terlihat sangat sepi dan kembali ke keadaan sebelum dibangun menjadi tempat wisata. Hanya ada beberapa orang yang keluar masuk yang merupakan warga setempat pencari kayu atau rumput. Dari luar bukit, terlihat rumput yang tinggi dan rimbun, jalanan menuju kesana pun sudah banyak yang mengelupas jadi agak membahayakan.

Tempo hari ketika saya berkunjung kesana, ternyata Sleker sudah dibuka kembali. Saya agak kaget sebenarnya, karena masih terlihat sepi tidak ada pengunjung. Disana hanya ada beberapa pedagang dan penjaga tiket. Untuk informasi harga tiketnya hanya lima ribu rupiah ya. Saat saya menanyakan mengenai kapan tepatnya pembukaan Sleker, ternyata sudah dibuka sejak bulan Januari 2021 tepatnya tanggal 17. 

Dari tempat loket, saya naik menuju keatas untuk melihat kedalam bukit hutan pinusnya. Saya sangat penasaran bagaimana penampakan tempat wisata ini setelah ditutup selama 10 bulan kemaren. Saya berpikir bahwa jika dilihat dari luarnya saja keadaannya seperti tidak terawat dan mengenaskan apalagi di dalamnya.

Dan ya benar sekali, seperti penampakan dari luarnya, di dalam bukitnya pun bisa dibilang kurang layak untuk dijadikan tempat wisata. Sangat miris jika sudah melihat secara langsung. Banyak pohon yang tumbang dibiarkan begitu saja, rumput tumbuh tinggi tak terurus, dan objek-objek bermain seperti fying fox, becak gantung, dan spot lainnya banyak yang rusak sehingga tidak layak fungsi.

dokpri
dokpri
Dari sini timbul beberapa pertanyaan, sebenarnya apa penyebab terbengkalainya wisata ini? Apakah karena efek penutupan kemaren? Dan kenapa sekarang sudah dibuka kembali tapi tidak ada perbaikan dan jarang ada pengunjung?

"Ya memang karena pandemi kemaren, faktor utama itu. Sejak pandemi kan tempat ini ditutup jadi tidak ada yang merawatnya, alhasil banyak objek-objek yang rusak. Sebenarnya kita sudah mau adakan perbaikan tapi orang yang biasa memperbaiki ini sedang sakit dan belum ada gantinya. Kalau masih sepi mungkin karena baru dibuka dan belum banyak yang tahu," jawab seorang penjaga tiket ketika saya bertanya mengenai keadaan Sleker.

Selain itu, mereka memang belum mengadakan promosi lagi mengingat kondisi yang masih belum layak. "Mungkin setelah perbaikan dilakukan, kita bisa adakan promosi agar pengunjungnya seperti dulu lagi," tambahan dari penjaga tiket bukit Sleker Asri. "Sebelum pandemi, penjualan tiket wisata Sleker Asri bisa mencapai 800 lembar per bulan sedangkan sekarang sampai awal bulan April ini baru masuk 500 lembar," timpalnya lagi.

Sungguh miris memang keadannya, efek pandemi ini ternyata berpengaruh besar bagi sektor wisata Bukit Sleker Asri. Ditambah lagi adanya beberapa masalah pada perbaikannya menyebabkan makin menghambatnya kemajuan wisata ini. Namun, tentunya upaya-upaya sedang dipikirkan dan diusahakan lagi untuk mengembalikan daya tarik wisata bukit Sleker Asri.

Info yang saya dapat bahwa puasa ini akan segera diadakan perbaikan agar besok lebaran sudah bisa dikunjungi dan dinikmati selayaknya tempat wisata. Jadi, bagi kalian yang ingin merasakan suasana libur lebaran dengan menikmati keasrian hutan pinus, tempat ini cocok untuk dijadikan salah satu pilihan kalian. Mampir ke rumah saya juga boleh, hehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun