"Ya memang karena pandemi kemaren, faktor utama itu. Sejak pandemi kan tempat ini ditutup jadi tidak ada yang merawatnya, alhasil banyak objek-objek yang rusak. Sebenarnya kita sudah mau adakan perbaikan tapi orang yang biasa memperbaiki ini sedang sakit dan belum ada gantinya. Kalau masih sepi mungkin karena baru dibuka dan belum banyak yang tahu," jawab seorang penjaga tiket ketika saya bertanya mengenai keadaan Sleker.
Selain itu, mereka memang belum mengadakan promosi lagi mengingat kondisi yang masih belum layak. "Mungkin setelah perbaikan dilakukan, kita bisa adakan promosi agar pengunjungnya seperti dulu lagi," tambahan dari penjaga tiket bukit Sleker Asri. "Sebelum pandemi, penjualan tiket wisata Sleker Asri bisa mencapai 800 lembar per bulan sedangkan sekarang sampai awal bulan April ini baru masuk 500 lembar," timpalnya lagi.
Sungguh miris memang keadannya, efek pandemi ini ternyata berpengaruh besar bagi sektor wisata Bukit Sleker Asri. Ditambah lagi adanya beberapa masalah pada perbaikannya menyebabkan makin menghambatnya kemajuan wisata ini. Namun, tentunya upaya-upaya sedang dipikirkan dan diusahakan lagi untuk mengembalikan daya tarik wisata bukit Sleker Asri.
Info yang saya dapat bahwa puasa ini akan segera diadakan perbaikan agar besok lebaran sudah bisa dikunjungi dan dinikmati selayaknya tempat wisata. Jadi, bagi kalian yang ingin merasakan suasana libur lebaran dengan menikmati keasrian hutan pinus, tempat ini cocok untuk dijadikan salah satu pilihan kalian. Mampir ke rumah saya juga boleh, hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H