Selanjutnya mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), Pak Sapto mengungkapkan bahwa pengembangan-pengembangan karyawan itu lebih penting dan diutamakan, karena apabila kantor tanpa karyawan yang berkembang, maka sistem manajamennya tidak akan baik. Perusahaan ini juga secara resmi dibentuk PT pada 2018 lalu agar memudahkan untuk pengelolaan dari beberapa cabang.
   Pak Sapto menjelaskan bahwa kendala permodalan hampir tidak pernah menjadi masalah besar, kecuali saat pandemi Covid-19. "Sejujurnya, sebelumnya tidak ada kendala. TWGC sangat berkembang, kawasan wisata juga terus maju. Kami selalu berpikir matang agar masalah tidak muncul. Namun, saat Covid-19, kami benar-benar terpukul. Meski begitu, loyalitas karyawan dan dukungan mitra menjadi kekuatan utama yang membantu TWGC bertahan," ungkapnya.
   Motivasi untuk menjalankan bisnis ini serta momen yang menjadi titik balik dalam berwirausaha didasarkan pada prospek, inovasi, dan tujuan yang jelas. Pak Sapto menjelaskan, "Pariwisata memiliki prospek yang besar, terutama dengan inovasi pada wahana, menu, serta pengembangan area sesuai kebutuhan pelanggan. Fokus utama kami adalah menarik grup-grup besar karena potensi ini sangat menjanjikan," ujarnya.
Pak Sapto juga mengungkapkan kunci sukses dan kiat-kiat dalam berwirausaha. Meskipun berjualan sering kali mengalami perubahan, penting untuk tidak terlalu banyak berpikir tanpa eksekusi. Segala keputusan harus dipikirkan dengan matang. Contohnya Ayam Kremes Juara Bertahan (Juber) Â yang bertahun-tahun berhasil mempertahankan penjualan dan terus berinovasi, menunjukkan bahwa penghitungan yang matang adalah kunci untuk tetap bertahan dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H