Mohon tunggu...
Daria Fika Meidina
Daria Fika Meidina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Airlangga

Penulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sisi Negatif Digitalisasi Pendidikan Indonesia

15 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 15 Mei 2023   21:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang pelajar tentunya akan selalu dihadapkan dengan beragam tantangan yang datang dari dunia pendidikan, seperti hal nya tantangan digitalisasi. Meski memiliki banyak manfaat, digitalisasi pendidikan yang telah tersebar luas di Indonesia nyatanya juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan sosial.Mulanya digitalisasi pendidikan memang dirancang untuk mempermudah pengajar sekaligus pelajar termasuk di ruang lingkup universitas. Setiap tahun akan ada mahasiswa baru yang secara sah menjadi bagian dari suatu universitas. Hal tersebut merupakan bukti dari perkembangan pendidikan dan juga pemicu munculnya digitalisasi pendidikan. Melalui digitalisasi pendidikan, para akademisi yakni dosen akan lebih mudah melakukan kontrol pada perkembangan mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, digitalisasi juga memberikan keuntungan bagi mahasiswa untuk mengakses segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran.

Namun yang perlu disadari, adanya digitalisasi pendidikan perlahan merubah kebiasaan seorang mahasiswa dalam hal sosialisasi. Sebagai seorang pelajar, tentunya saya turut merasakan dampak negatif tersebut. Dampak negatif yang dimaksud ialah perubahan perilaku mahasiswa yang gemar memanfaatkan waktu luangnya di perpustakaan kini mulai melandai sedikit demi sedikit.

Sebelum adanya digitalisasi, perpustakaan merupakan tempat favorit bagi mahasiswa yang gemar membaca buku dan mencari banyak referensi untuk kebutuhan pendidikan. Setelah dunia pendidikan dimudahkan oleh konsep digitalisasi, peminat buku di perpustakaan menurun. Suasana perpustakaan yang awalnya hidup karena diskusi mahasiswa, sekarang terpaksa harus sunyi. Tingkat sosialisasi mahasiswa untuk bertukar pikiran di dalam perpustakaan menyusut perlahan.

Hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mahasiswa harus dapat membagi intensitasnya antara memanfaatkan digitalisasi dan menghindari dampak negatif dari digitalisasi. Tidak ada yang salah dari mengikuti perkembangan digitalisasi, namun sebagai mahasiswa sudah sepatutnya menciptakan keseimbangan antara dunia sosial dan dunia virtual.

Sebagai seorang pelajar di Universitas Airlangga yang memiliki jargon #HEBAT (humble, excellent, brave, agile, transenden), saya sangat menjunjung tinggi makna humble. Berangkat dari pengalaman saya secara pribadi, humble lebih mudah dijalani pada sosialisasi non virtual. Bertatap muka secara langsung tanpa barrier virtual membuat interaksi antarmanusia menjadi semakin dalam. Fungsi digitalisasi hanya membantu dan memudahkan kehidupan, tetapi tidak dapat menjadi senjata utama dalam bersosialisasi.

Problematika ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, akademisi dan juga pelajar. Pemerintah dapat mengadakan kajian mengenai dampak negatif digitalisasi bersama akademisi dan juga pelajar. Hal tersebut dapat dilangsungkan guna menjaga mental pelajar pada terpaan derasnya perkembangan digitalisasi pada beberapa tahun yang akan datang.

Pemerintah dapat menghimbau birokrasi universitas agar melakukan survei pada mahasiswa terkait kesiapannya menghadapi perkembangan pendidikan kemudian membentuk program kerja yang dapat di diskusikan dengan para akademisi dan selanjutnya diterapkan. Tidak sampai disitu, program kerja yang telah dibentuk sudah selayaknya harus di kawal hingga proses evaluasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun