Tendangan Kun Aguero membobol gawang Iceland pada menit 19. Biasanya, menghadapi tim raksasa sebesar Argentina, tim manapun diseluruh dunia pada posisi kebobolan begitu rupa akan drop mentalitasnya. Menakjubkan, Iceland malah bermain lebih bebas dan terbuka. Hasilnya, 4 menit kemudian Alfred Finnbogasson sukses merobek gawang Argentina.Â
Posisi skor berubah menjadi 1-1. Dan posisi skor ini bertahan sampai peluit panjang dibabak kedua ditiupkan. Hasil yang diluar perhitungan mainstream umum dunia sepakbola.Â
Argentina dengan tradisi panjang sepakbola bertabur bintang ditahan imbang oleh sebuah negara baru dangan penduduk cuma 334 ribuan jiwa dengan pemain-pemain yang hampir tidak dikenal dikancah persepakbolaan dunia. Kenapa ini bisa terjadi?
Kemampuan Teknik, Strategi, Kebugaran Pemain, Disiplin, dan Mentalitas adalah hal-hal, yang menurut pendapat saya, mesti dimiliki oleh sebuah team sepakbola. Dari segi Kemampuan teknik, Iceland sudah pasti kalah jauh.Â
Ball Pocession 74% vs 26% untuk Argentina adalah parameternya. Pada babak kedua, praktis Iceland dikurung setengah lapangan. Dan hal ini sangat disadari oleh pelatih Iceland, saya pikir. Dapat dilihat bahwa tim Iceland sangat disiplin dalam menerapkan strategi "Cattenacio" ala Italia.Â
Bila Argentina menyerang Iceland, hampir semua pemain Iceland berkumpul didalam kotak penalti membentengi kiper mereka. Serangan baliklah andalan mereka, itupun dilakukan sekali-sekali. Tidak kenal lelah mereka melakukannya.
Satu yang mereka punya adalah: Mentalitas yang bisa jadi mereka warisi dari moyang mereka bangsa Viking. Mentalitas Viking ini salah satunya adalah tidak gampang terintimidasi.Â
Mereka berpikir merdeka dan fearless. Ini ditunjukkan dengan cepatnya Alfred Finnbogasson merobek jala gawang Argentina pada menit 23 setelah gol pertama Argentina. Begitu juga ketika Hannes Halldorsson tanpa gentar menghadapi nama besar dan bertabur prestasi Lionel Messi di titik penalti. Dan sang kiper melakukan tugasnya dengan baik.
Hari ini kita diberikan pelajaran oleh sebuah bangsa dari belahan Utara bahwa nama besar yang kita hadapi tidak perlu mengintimidasi kita. Fokuslah pada permainannya.Â
Sebab ini bukan pertandingan jumlah penduduk, bukan pula pertandingan seberapa banyak piala dunia yang telah diraih. Ini adalah pertandingan menjaga gawang kita tidak kebobolan lebih banyak dari yang bisa kita masukkan ke gawang lawan. Dan ini bagaimana mengurangi efek merusak dari kekurangan kita versus maksimalisasi keunggulan kita. Mari belajar dari bangsa dari utara, Viking yang tidak terintimidasi.
Kayu Putih-Jakarta Timur, 16 June 2018.