Mohon tunggu...
Rena Make That Change
Rena Make That Change Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswi yang sedang belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(FiksiHorror) Marahnya Si Penunggu Hotel

15 Mei 2011   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat ya bu, Anda kami terima bekerja disini dengan posisi di bagian keuangan." "Jadi kapan saya bisa mulai bekerja pak?" "Besok juga Anda bisa memulainya. Itu ruangan kerja untuk Anda(sambil menunjuk ke arah lorong)" "Terima Kasih pak"

******

Hari ini adalah hari pertama aku bekerja di salah satu Hotel di Bandung. Aku mendapatkan posisi menarik disini, posisi seorang akuntan yang mengurusi keuangan perhotelan. Hotel ini memang bukan hotel bintang 5 di Bandung, tapi yah cukup lumayan besar. Setidaknya aku bisa mempunyai pekerjaan dengan gaji yang lumayan untuk aku yang masih sendiri ini... Aku pun memasuki ruangan baruku, dan bertekad bahwa aku akan bekerja dengan giat.. Dihari-hari pertama aku bekerja, aku sudah mulai banyak tugas.. Yang paling berat adalah mengantarkan bill ke bagian divisi lain yang berada di lantai atas.. Saking semangatnya, aku sampai memutuskan untuk lembur.. [caption id="attachment_108274" align="aligncenter" width="300" caption="Lorong Gelap Dari google.com"][/caption]

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, aku masih berkutat dengan bill itu.. Dan sudah terlihat rekan-rekan kerjaku sudah pada pulang.. Ah, tiba-tiba saja aku kebelet ingin buang air kecil.. Kamar kecil itu berada di ujung lorong yang sudah gelap sekali.. Tidak ada satu penerangan sekali pun.. Tapi aku cuek saja, karena hasrat ingin buang air kecil ini sudah tak tertahankan lagi.. Aku pun berjalan perlahan-lahan menuju kamar kecil, tapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mengikuti diriku.. Aku menoleh kebelakang, tapi tidak ada siapa pun kecuali diriku.. Ku coba melangkah lagi, sampai akhirnya diriku sampai dipintu kamar mandi tapi masih kurasakan kehadiran sesosok lain yang tak terlihat.. "Siapa kamu? Kenapa ikutin aku terus? Mau kenalan, sini perlihatkan dirimu.." Kataku dengan berani (*1) Lalu aku buka pintu kamar mandi, dan aku mulai melepaskan hasrat ini.. Tapi masih kurasakan sesosok itu menungguku didepan pintu kamar mandi.. Setelah selesai aku pun berjalan menuju ruangan kantorku, tapi langkah kaki itu semakin kuat kurasakan.. "Berhenti!" Dia mengikuti gerakanku... Jika aku berhenti, dia juga berhenti... Ah,,aku semakin meyakini ini sesosok wanita, karena langkah kakinya terasa seperti langkah sepatu high heels.. tak...tik....tuk.... tak...tik...tuk... "Ih, benar-benar deh ya kamu.. Kalau begitu hayo kita balapan lari sampai ke pintu.." Dan aku pun berlari sekuat mampuku, dan kurasakan hentakan kakinya juga semakin kuat.. Sesampainya dipintu ruangan kantorku yang ku buka pintunya aku mendengar suara baretan disepanjang pintu menuju ke arah meja komputerku.. Dan.... pranggg.... gelas dimejaku pun pecah.. "Sebenarnya mau kamu apa? Kalau mau kenalan sama aku, tidak usah begini caranya.. Ayo masuk ke ruangan aku.." Tiba-tiba aku mendengar suara lirih seorang wanita yang sumbernya berasal dari tangga di atas.. "Hai.... Hai...." "Siapa sih kamu? Maaf ya, aku gak mau ganggu.. Tapi kalau kamu maksa, aku bisa berontak juga loh.. Aku tidak takut sama kamu" Setelah aku bicara seperti itu sesosok suara itu pun hilang lenyap.. Lalu aku buru-buru pulang ke kost tempat aku tinggal.. Keesokan harinya, aku menghampiri office boy dan bercerita soal kejadian semalam.. Beliau pun bertanya kepadaku.. "Teteh, buka pintu ruangannya ya?" "Ya pak.. Karena saya waktu itu harus bolak-balik ke lantai atas untuk menyerahkan bill.. Jadi saya pikir biar tidak ribet, pintu tidak saya tutup. Emang kenapa ya pak?" "Pantes teh.. Itu pintu jangan sekali-sekali dibuka ya.. Karena penghuninya gak suka.. Makanya teteh digangguin terus... Dia marah kalau pintu dibiarkan terbuka.. Jadi walau mau kemana pun pintu harus selalu dalam keadaan tertutup yah.. " "Oh begitu pak.. Maaf saya tidak tahu peraturannya.. Baiklah saya akan menurutinya.. Terima kasih pak.." Semenjak kejadian itu, aku berusaha berhati-hati.. Dan aku selalu menaati peraturan soal pintu itu.. Apalagi ditambah kejadian pekerja baru yang jadi office girl kesurupan.. *menghela nafas*

*****

*1 : Saya dari kecil sudah punya penglihatan akan dunia lain.. Hanya sekarang saya meminta kepada Tuhan untuk menutup penglihatan saya ini.. Tapi saya masih bisa merasakan kehadirannya.. NB: Ini kisah nyata yang saya fiksikan.. Kejadian ini dialami sama teman kost, yang sampai sekarang masih bekerja di salah satu Hotel di Bandung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun