Semarang (27/07/22) -- Kelurahan Jatingaleh merupakan salah satu kelurahan yang memiliki program kampung tematik, yaitu Kampung Lele Jatingaleh. Kampung ini berlokasi di RW 08 Kelurahan Jatingaleh yang dimana nantinya menjadi pusat Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021-2022 Jatingaleh melakukan kegiatan dan program kerja yang berkaitan dengan budidaya perikanan.Â
Untuk mendukung komitmen Indonesia dalam SDGs di tingkat desa/kelurahan, budidaya perikanan merupakan salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga ketahanan pangan secara lokal hingga global. Maka dari itu, pada hari Rabu, 27 Juli 2022, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan "Pemberdayaan Masyarakat Tentang Biofilter untuk Memperbaiki Sistem Sirkulasi di Kolam Budidaya Lele" dalam rangka mendukung komitmen tersebut.
Budidaya perikanan, khususnya lele dan nila, tersebar di beberapa Rukun Warga (RW), seperti RW 01, RW 03, RW 04, RW 06, RW 08, dan RW 10 dengan skala budidaya berkisar dari skala kecil hingga menengah. Wilayah RW 08 Kelurahan Jatingaleh juga merupakan bentuk perwujudan program Kampung Tematik, yaitu Kampung Iklim dan Kampung Lele.Â
Kegiatan dilaksanakan di Sekretariat FKK Kelurahan Jatingaleh. Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi dengan para stakeholders, yaitu perangkat kelurahan dan RW Jatingaleh serta Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Jatingaleh. Peserta yang hadir meliputi perwakilan FKK Jatingaleh, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan para pelaku budidaya perikanan lele dan nila di Kelurahan Jatingaleh.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk forum diskusi dengan pemaparan materi mengenai kegunaan biofilter, biofilter sederhana, dan bahan-bahan alternatif apa saja yang bisa digunakan sebagai biofilter. Para pelaku usaha sebagai peserta juga mendiskusikan kondisi dan kendala yang mereka alami sebagai pelaku usaha budidaya skala kecil hingga menengah.Â
Di Kelurahan Jatingaleh sendiri, permasalahan yang sering ditemukan adalah sumber air yang tidak bisa digunakan secara langsung untuk budidaya perikanan dikarenakan kandungan zat kimia yang dapat membuat ikan sakit dan mati. Beberapa solusi juga didapat dari diskusi untuk mengatasi hal tersebut, seperti melakukan filtrasi atau mendiamkan air PAM yang digunakan selama beberapa hari agar zat kimia dapat mendendap atau menggunakan bahan-bahan seperti batu kapur atau tawas untuk menetralisir zat kimia dalam air.Â
Setelah itu juga dilaksanakan praktik penggunaan biofilter akuaponik untuk kolam lele dan nila. Para peserta juga mendapatkan booklet berisikan materi-materi tersebut sehingga apa yang disampaikan dalam materi menjadi lebih mudah dipahami.
Atas berjalannya kegiatan tersebut, diharapkan para pelaku budidaya dapat meningkatkan kesadaran akan kualitas produksi dengan menjaga sistem sirkulasi kolam budidaya ikan. Hasil produksi yang sehat dan berkualitas mampu meningkatkan daya dan harga jual yang dimana mampu meningkatkan perekonomian kelurahan.Â
"Cukup puas dengan saran-saran dari mahasiswa dan diskusi dengan para pelaku budidaya lainnya, khususnya untuk mengatasi ikan yang sakit dan mati apabila air baru diganti dengan air yang baru karena menggunakan air PAM. Selain itu juga tidak perlu lagi menguras air dengan adanya sistem biofilter yang sederhana dan murah meriah tadi", ujar Susi dari RT 01/RW 06 Kelurahan Jatingaleh.
Penulis:
Dara Sartika -- 26050119120007 -- S1 Oseanografi -- FPIK
Lokasi : Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H