Mohon tunggu...
Dara Safira
Dara Safira Mohon Tunggu... Buruh - Pembelajar Sepanjang Hayat

Dalam hidup kita masih perlu banyak belajar, jangan pernah berhenti untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

100 Hari Pendidikan yang Merdeka

2 Februari 2020   14:29 Diperbarui: 2 Februari 2020   14:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desan pendidikan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Dua pola yang kerap terdengar di media & media sosial. Meletup. Mencuat. Tentu saja khususnya: untuk arah pendidikan Indonesia.

Yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim. Sejak dilantik 23 Oktober 2019 oleh Presiden Jokowi. Istilah penamaannya saja 'heroik'. Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.

Merdeka berarti ada proklamasi. Dan kemerdekaan harus diraih secepatnya. Perlu diproklamirkan segera kemerdekaan itu. Supaya lepas dari belenggu yang terkungkung. Supaya tercipta perubahan.

Menteri Nadiem memang sangat cepat memproklamirkan kemerdekaan pendidikan Indonesia. Yang tadi; Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Hanya dalam waktu 100 hari! Ini sejarah bagi wajah pendidikan di Tanah Air.

Ketika dua konsep tujuan pendidikan Indonesia lahir dalam 100 hari kinerja Mendikbud. Capaiannya pun jelas: agar murid lebih menjadi kreatif dan berpikir inovatif-analitik serta sumber daya pendidik tidak terus terjerat birokratisasi-administrasi.

Sumber daya pendidik dapat lebih fokus pada kerja mulianya: mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Itu dari Merdeka Belajar. Di perguruan tinggi; dimerdekakan dari birokratisasi yang "panjang". Jadi lebih sederhana. Supaya kampus lebih bisa meningkatkan mutu perkuliahan dengan otonom.

Mahasiswa juga tak melulu berkutat dengan teori. Punya waktu lebih banyak untuk mengimplentasikan antara teori dan praktik di kehidupan sosial. Termasuk kemerdekaan mencari potensi dirinya ke depan dari kawah perguruan tinggi ditempuhnya.

Itu yang disasar dari desain Kampus Merdeka. Memang semua pasti tersentak. Belum pernah ada ide pendidikan Indonesia untuk masa depan yang dikumandangkan secara luas.

Dalam waktu yang cepat. Hanya 100 hari selama Menteri Nadiem bekerja. Tatanan perubahan pendidikan yang dilakukan dengan sangat cepat. Perubahan 100 hari pendidikan dibawa Menteri Nadiem juga tergolong radikal.

Bagaimanapun: strategi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka kiranya jadi awal yang baik dalam 100 hari kinerja Menteri Nadiem. Sebab membuktikan bahwa memang si Mas Menteri punya komitmen untuk menyusun cara pembelajaran yang berubah jadi dinamis. Termasuk melepaskan jeratan aturan kaku birokratis (deregulasi-debirokratisasi).

Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka barulah pekerjaan awal Menteri Nadiem. Masih banyak PR pendidikan lain yang juga perlu dibenahi Menteri Nadiem. Supaya ikut merdeka. Tinggal terus menanti apa lagi kemerdekaan pendidikan bakal diproklamirkan Menteri Nadiem.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun