Mohon tunggu...
T. DARA SABRINA SALSADILLA
T. DARA SABRINA SALSADILLA Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis

Hanya manusia dengan banyak teka-teki dan argumentasi bukan ilusi tapi untuk menyampaikan aspirasi Semoga Kalian senang dengan karya saya :)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penyandang Disabilitas Menjadi Topik Pembahasan Debat Capres 2024

7 Februari 2024   08:54 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:01 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita berbicara tentang anak-anak, gambaran yang muncul dalam pikiran kita adalah keceriaan, lucu, kepolosan dan potensi yang terbatas. Namun bagi sebahagian anak memiliki prjalanan yang penuh tantangan secara khusus untuk mencapai perkembangan yang optimal. Ini lah yang di kenal sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam masyarakat kita terkhususnya Indonesia masih kita temui stigma dan stereotip yang negative terhadap anak ABK yang mana mereka sering di cap anak yang " bermasalah" atau " tidak normal", Namun sangat penting bagi kita untuk mengubah paradigma tersebut dengan menyambut anak-anak dengan berkebutuhan khusus dengan sikap yang terbuka dan lebih positif. Dikarenakan setiap anak khususnya anak berkebutuahan khsus memiliki potensi yang unik, sehingga penting bagi kita untuk memahami dan memberikan dukungan dan perhatian terhadap mereka. sehingga dengan memberikan dukungan yang tepat dapat membantu mereka meraih apapun yang mereka impikan.

Debat calon presiden tahun 2024 menyinggung beberapa hal mengenai penyandang disabilitas. Taukah kamu apa itu disabilitas ? apa saja jenisnya ? dan hal yang harus diperhatikan oleh orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas ? bagaimana cara mengidentifikasi orang berkebutuhan khusus atau disabilitas ?. Pertanyaan- pertanyaan itu akan dijelaskan secara terperinci pada artikel ini untuk membuka cakrawala generasi Indonesia.

Di Indonesia sendiri banyak sekolah inklusi bahkan rumah relawan disabilitas sebagai bentuk keperdulian terhadap para penyandang disabilitas. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap jumlah penduduk tersebut penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22,5 juta orang pada tahun 2022. Jumlah tersebut telah meningkat dari tahun 2021 yang sebesar 16,5 juta. Penelitian yang sama menunjukkan bahwa hanya 7,6 juta dari 17 juta penyandang disabilitas usia produktif yang bekerja. Pada tahun 2024 Lebih rinci lagi Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos menjelaskan, pemilih penyandang disabilitas ini terbagi menjadi empat kategori, yaitu:

  • Disabilitas fisik sebanyak 482.414 pemilih
  • Disabilitas sensorik sebanyak 298.749 pemilih
  • Disabilitas mental sebanyak 264.594 pemilih
  • Disabilitas intelektual sebanyak 55.421 pemilih

Dari sumber buku yang ditulis oleh Rafael (2019) Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki beberapa istilah yang digunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan handicap. Menurut World Health Organization (WHO), masing-masing istilah memiliki makna sebagai berikut:

a. Disability: keterbatasan atau kurangnya kemampuan untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.

b. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis atau struktur anatomi dan fungsinya biasanya digunakan pada level organ.

c. Handicap: ketidakberuntungan individu yang dihasilkan dari yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu.

            Bagaimana cara untuk mengidentifikasi atau melihat bahwa seseorang berkebutuhan khusus atau disabilitas ? simak penjelasan berikut ini.

            Pengidentifikasian merupakan langkah awal untuk mengetahui, mengenal, menandai sesuatu  apakah seseorang memiliki kelainan/ disabilitas/ anak berkebutuhan khusus. Kegiatan mengidentifikasi adalah kegiatan untuk mengenal dan menandai sesuatu. Dalam pendidikan luar biasa, identifikasi merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menandai anak-anak yang mengalami kelainan atau anak dengan kebutuhan khusus. Menemukan dan mengenali anak-anak berkebutuhan khusus sudah barang tentu membutuhkan perhatian serius. Ada anak-anak yang dengan mudah dapat dikenali sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga yang membutuhkan pendekatan dan peralatan khusus untuk menentukan, bahwa anak tersebut tergolong anak-berkebutuhan khusus

            Pengamatan yang seksama mengenai kondisi dan perkembangan anak sangat diperlukan dalam melakukan identifikasi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah oleh guru, dan ini dapat dilakukan guru pada awal siswa masuk sekolah. Identifikasi yang dilakukan untuk menemukenali keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus, berorientasi pada ciri-ciri atau karakteristik ada pada sesorang anak, yang mencakup:

Kondisi fisik, ini mencakup keberadaan kondisi fisik secara umum (anggota tubuh) dan kondisi indera seorang anak, baik secara organic maupun fungsional, dalam artian apakah kondisi yang ada memengaruhi fungsinya atau tidak, misalnya apakah ada kelainan mata yang memengaruhi fungsi penglihatan.

Kemampuan intelektual, dalam konteks ini adalah kemampuan anak untuk melaksanakan tugas-tugas akademik di sekolah. Kesanggupan mengikuti berbagai pelajaran akademik yang diberikan guru,

Kemampuan komunikasi, kesanggupan seorang anak dalam memahami dan mengekspresikan gagasannya dalam berinteraksi terhadap lingkungan sekitarnya, baik secara lisan/ucapan maupun tulisan.

Sosial emosial, mencakup aktivitas sosial yang dilakukan seorang anak dalam kegiatan interaksinya dengan teman-teman ataupun dengan gurunya serta perilaku yang ditampilkan dalam pergaulan kesehariannya, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan lainnya 

           

           Kemudian apa saja sih golongan disabilitas atau berkebutuhan khusus ? alasan penggolongan anak berkebutuhan khusus ini ialah untuk mempermudah dalam pendidikan, life skill agar orang yang tergolong dalam disabilitas dapat beraktivitas. Berikut akan dijelaskan mengenai golongan disabilitas.

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. Anak berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi beberapa jenis meliputi:

  • Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra),
  • Anak Kurang Awas (low vision)
  • Anak tunanetra total (totally blind).
  • Anak dengan gangguan pendengaran (Tunarungu),
  • Anak kurang dengar (hard of hearing)
  • Anak tuli (deaf)
  • Anak dengan gangguan bicara (Tunawicara)
  • Anak dengan gangguan kecerdasan di bawah rata-rata (Tunagrahita)
  • Anak tunagrahita ringan,
  • Anak tunagrahita sedang
  • Anak tunagrahita berat
  • Anak dengan gangguan anggota gerak (Tunadaksa).
  • Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (Tunalaras)
  • Anak berbakat (gifted / talented)
  • Jenius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata
  • Indigo;
  •  Kreatif
  • Anak gangguan belajar pra akademik
  •  Autis,
  • Hiperaktif/ADHD,
  •  Cerebral Palsy,
  • Asperger Disorder
  • Anak gangguan belajar akademik
  • Disgrafia,
  • Diskalkulia,
  • Disleksia,
  • Slow Learner

Karena berbeda dengan anak normal pada umumnya, maka anak-anak berkebutuhan khusus tentu membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih spesifik. Nah, berikut ini beberapa cara menangani anak dengan berkebutuhan khusus.

Orangtua Harus Lebih Terbuka Pikirannya

Sebelum menangani anak, orangtua tentu harus lebih terbuka pemikirannya mengenai anak dengan berkebutuhan khusus. Sikap terbuka ini harus ditunjukkan dengan menerima segala kondisi anak yang berbeda dengan anak-anak lain. Dari sikap keterbukaan ini, orangtua bisa mencari usaha dan cara yang tepat untu mendidik anak berkebutuhan khusus. Tanamkan ke salam diri bahwa anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi.

Lakukan Pengawasan Sedari Dini

Anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan pengawasan yang lebih intens daripada anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan sedari dini terkait tumbuh kembang anak. Cara ini dilakukan agar orangtua dapat mengetahui dan memahami setiap tahapan perkembangan anak, sehingga orangtua akan bisa sedikit waspada apabila terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan

Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan motivasi, perhatian, serta bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya membantu anak bisa berkembang menjadi lebih baik lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra bagi orang tua yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus namun semua ini demi perkembangan anak yang lebih maksimal.

Adaptasi dengan Anak

Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak kebutuhan khusus sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan lancar, tentu segala cara yang dilakukan tidak akan membantu perkembangan anak. Ketika proses adaptasi bisa berjalan dengan baik, tentu membuat segala proses selanjunya berjalan dengan mudah. Adaptasi yang baik tentu akan membantu anda memahami kondisi serta potensi anak.

Meningkatkan Kedekatan Emosi dengan Anak

Kedekatan emosional ini dibutuhkan agar anak anak bisa percaya serta menjadi dekat dengan anda. Ketika sudah terjalin kedekatan emosional yang tinggi tentunya anak akan merasa aman dan terbuka dengan anda.

Ajari anak untuk mengeksplor keterampilannya

Meskipun anak-anak anda memiliki kebutuhan khusus namun sudah menjadi sebuah kewajiban bagi orang tua untuk mendampingi dan mendidiknya. Anda bisa mengisi waktu luangnya untuk rekreasi atau membuat ketrampilan yang dapat membantu fokus serta kosentrasi anak. Dari hal-hal semacam ini, anda bisa mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga membuat anak menjadi lebih produktif.

Tanamkan kemandirian sedari dini

Tanamkan kemandirian pada anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di lingkungannya. Ajari anak-anak kebutuhan khusus ketrampilan-ketrampilan dasat seperti makan, mandi, berangkat sekolah, dan lainnya. Jika hal-hal seperti ini terus anda ajarkan kepada anak-anak anda tentunya bukan tidak mungkin jika anak kebutuhan khusus dapat hidup selayaknya anak lainnya.

Pilihlah sekolah yang tepat

Anak-anak kebutuhan khusus tentunya bisa mengalami resiko bullying karena kondisi nya yang berbeda dari anak-anak umumnya. Sehingga pemilihan sekolah merupakan hal penting yang harus anda perhatikan. Hal ini karena sekolah menjadi pendukung dari perkembangan anak agar dapat lebih berkembang.

Ikutkan anak pada terapi-terapi yang ada

Banyak sekali terapi-terapi penyembuhan yang memang ditujukan untuk anak-anak kebutuhan khusus. Untuk itu sebisa mungkin bawalah anak-anak anda untuk rutin mengikuti terapi-terapi yang ada. Bisa jadi terapi yang rutin tersebut dapat membantu anak untuk hidup selayaknya anak-anak lainnya.

Materi disusun oleh :kelompok PPG Prajabatan 

- Tanziilal Dara Sabrina Salsadilla 

- Rahmadani Syafitri

- Holijah Nasution

- Juni Maulida Thamrin

- Nurul Islami

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun