Kondisi fisik, ini mencakup keberadaan kondisi fisik secara umum (anggota tubuh) dan kondisi indera seorang anak, baik secara organic maupun fungsional, dalam artian apakah kondisi yang ada memengaruhi fungsinya atau tidak, misalnya apakah ada kelainan mata yang memengaruhi fungsi penglihatan.
Kemampuan intelektual, dalam konteks ini adalah kemampuan anak untuk melaksanakan tugas-tugas akademik di sekolah. Kesanggupan mengikuti berbagai pelajaran akademik yang diberikan guru,
Kemampuan komunikasi, kesanggupan seorang anak dalam memahami dan mengekspresikan gagasannya dalam berinteraksi terhadap lingkungan sekitarnya, baik secara lisan/ucapan maupun tulisan.
Sosial emosial, mencakup aktivitas sosial yang dilakukan seorang anak dalam kegiatan interaksinya dengan teman-teman ataupun dengan gurunya serta perilaku yang ditampilkan dalam pergaulan kesehariannya, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan lainnyaÂ
     Â
      Kemudian apa saja sih golongan disabilitas atau berkebutuhan khusus ? alasan penggolongan anak berkebutuhan khusus ini ialah untuk mempermudah dalam pendidikan, life skill agar orang yang tergolong dalam disabilitas dapat beraktivitas. Berikut akan dijelaskan mengenai golongan disabilitas.
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. Anak berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi beberapa jenis meliputi:
- Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra),
- Anak Kurang Awas (low vision)
- Anak tunanetra total (totally blind).
- Anak dengan gangguan pendengaran (Tunarungu),
- Anak kurang dengar (hard of hearing)
- Anak tuli (deaf)
- Anak dengan gangguan bicara (Tunawicara)
- Anak dengan gangguan kecerdasan di bawah rata-rata (Tunagrahita)
- Anak tunagrahita ringan,
- Anak tunagrahita sedang
- Anak tunagrahita berat
- Anak dengan gangguan anggota gerak (Tunadaksa).
- Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (Tunalaras)
- Anak berbakat (gifted / talented)
- Jenius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata
- Indigo;
- Â Kreatif
- Anak gangguan belajar pra akademik
- Â Autis,
- Hiperaktif/ADHD,
- Â Cerebral Palsy,
- Asperger Disorder
- Anak gangguan belajar akademik
- Disgrafia,
- Diskalkulia,
- Disleksia,
- Slow Learner
Karena berbeda dengan anak normal pada umumnya, maka anak-anak berkebutuhan khusus tentu membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih spesifik. Nah, berikut ini beberapa cara menangani anak dengan berkebutuhan khusus.
Orangtua Harus Lebih Terbuka Pikirannya
Sebelum menangani anak, orangtua tentu harus lebih terbuka pemikirannya mengenai anak dengan berkebutuhan khusus. Sikap terbuka ini harus ditunjukkan dengan menerima segala kondisi anak yang berbeda dengan anak-anak lain. Dari sikap keterbukaan ini, orangtua bisa mencari usaha dan cara yang tepat untu mendidik anak berkebutuhan khusus. Tanamkan ke salam diri bahwa anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi.
Lakukan Pengawasan Sedari Dini