Mohon tunggu...
Nisa Aceh
Nisa Aceh Mohon Tunggu... -

Nomore Senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Haruskah? -Part 3-

13 Juni 2013   10:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jatuh cinta tak semudah membalikkan telapak tangan bukan? Ada keindahan yang tak mampu terbendung dari hati, perasaan yang bergejolak tak menentu menyusup tiba-tiba tanpa dapat diduga. Sakit dan tersiksa sekali rasanya ketika menolak cinta yang hadir tiba-tiba, terus merasa didesak rasa bersalah dan keinginan untuk membenarkan  rasa yang hadir. Namun kenyataan adalah hal yang tak dapat diabaikan, rasa bisa tumbuh dengan cara apapun tanpa kau bisa mencegahnya.


Bila cinta mereka adalah taman bunga yang indah, maka cintaku hanyalah rumput ilalang yang tumbuh subur tanpa perlu kusiram dan kurawat. Berapa kali pun aku mencabut paksa dan kuabaikan begitu saja, ia tetap tumbuh lagi seperti sebelumnya. Membuatku menyerah, toh rumput ilalang itu tumbuh dan tidak menggangguku. Biarkan ia tumbuh apa adanya karena ia pun berasal dariNya dan sudah diatur olehNya.

Kekasihku, begitulah aku menyebutnya selalu dalam do'a yang bertahun-tahun terungkap di hatiku dalam shalat-shalatku. Bahkan sebelum rasa itu hadir menyapaku. Betapa rinduku padanya sudah hadir lebih dulu. kekasihku yang belum bernama, do'a-do'aku agar menemukannya suatu hari untuk menjagaku dengan baik, layak, dan penuh kasih sayang karena kekuata cintanya pada Ilahi. cintaku hanya bermuara padaNya dan itulah yang membuatku begitu tekun untuk menjadi lebih baik.

Shalat malam semakin kugiatkan, usahaku untuk berubah menjadi lebih perempuan pun tak lupa kulakukan. belajar untuk lebih menikmati momen masak bergiliran di pondokku juga setelah masa santriku berakhir, atau bahkan semakin berusaha untuk lebih sigap dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga meskipun bukan hal yang kusuka. itulah aku. Aku rela menjalankan program jangka panjangku untuk mendapatkn yang terbaik dalam hidupku. Tapi, sudah pastikah segalanya sesuai dengan yang diinginkan? tentu tidak semudah itu.

Aku jatuh cinta, dan itu justru mengubahnya menjadi lebih berbeda 180 derajat dari yang semula. Sudah kukatakan bukan? jatuh cinta sama sekali tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan, tidak seindah pemandangan senja yang menenangkan dan begitu kusukai. tidak ada yang tahu persis bagaimana kehidupan orang lain kecuali sudah pernah menjalani hal yang sama. Begitupun dengan cinta, meskipun semua orang sudah mengalaminya tentu saja tetap berbeda. Jatuh cinta membuatku mengerti, ada banyak hal yang mudah tapi susah untuk dijalani atau diakhiri. Dari hal ini membuatku belajar untuk tidak memvonis orang lain atas sesuatu yang tidak sependapat denganku.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun