Menurut hasil analisis Bank Dunia, jumlah pelajar di seluruh dunia telah meningkat dan pusat perhatian harus bergeser dari sekadar mengirim anak-anak ke sekolah menjadi memberikan pendidikan bermutu untuk setiap anak di manapun mereka berada. Pendidikan untuk semua harus mengedepankan proses belajar, pengetahuan dan pengembangan keterampilan serta kualitas guru.
Di Indonesia, lebih dari 110 juta orang masih hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di Indonesia. Menurut survey Bank Dunia, Indonesia juga belum mampu meningkatkan berbagai indikator utama pembangunan sosial dibandingkan dengan negara-negara Asia Timur lainnya sehingga diperlukan strategi khusus yang dapat menggenjotnya.
Saat ini didukung dengan kemajuan teknologi yang pesat, orang berpendidikan banyak mengupayakan perubahan sosial lewat berbagai cara dengan harapan terwujudnya kemerataan akses dan inklusivitas di berbagai ranah kehidupan. Muncul banyak start-up yang bergerak di ranah pendidikan dengan berbagai misi.
DANAdidik misalnya, dengan misinya mewujudkan "Pendidikan Tinggi untuk Semua" menyediakan wadah bagi para mahasiswa untuk menggalang dana pinjaman bagi pendidikan tingginya dengan regulasi yang berorientasi pada mahasiswa serta menghindarkan mereka pada petaka di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H