Obama di masa pemerintahannya, terpaksa membiarkan sejumlah universitas swasta dan bank tutup karena perputaran uang yang tersendat, dan enggan menjerumuskan mahasiswa terlalu dalam pada jeratan hutang. Sedangkan Trump, memilih tidak memberi ampun pada mahasiswa yang berhutang dan justru memberlakukan peraturan yang dapat menjerat mahasiswa ke meja hijau hingga penjara.
Apakah pinjaman pendidikan dapat menjadi masalah atau berkah? Saya rasa pinjaman pendidikan dapat menjadi keduanya tergantung dari regulasi dan sistem yang mengaturnya. Indonesia tidak bisa mentah-mentah "menjiplak" kebijakan Amerika untuk hal ini. Edukasi tentang perencanaan keuangan menjadi penting digalakkan seturut dengan pinjaman pendidikan yang digelontorkan. Perlu juga kemudian ditinjau apakah pengadaan pinjaman pendidikan berimplikasi positif pada partisipasi pendidikan tinggi dan masa depan masyarakat, tidak hanya soal hutang-piutang.Â
Jika Jokowi betul-betul serius dengan investasi SDM-nya, di era teknologi seperti ini, perlu kiranya ia menengok kerja-kerja kreatif berbasis teknologi yang selama ini menyokong kepentingan masyarakat luas dan terbukti kinerjanya. Organisasi dan perusahaan swasta berbasis teknologi dengan sistem kerja yang tidak seperti bank dan berorientasi sosial memungkinkan student loansdinikmati sebagai produk yang manusiawi.
Menurut salah seorang yang telah bergelut di dunia finance selama belasan tahun, Dipo Satria, sumber dana menjadi aspek penting dalam rangka pengadaan pinjaman pendidikan. Sumber dana yang fleksibel memungkinkan pengembalian dapat diatur sedemikian rupa untuk menjadi ringan dan dapat diakses oleh masyarakat ekonomi rendah. Untuk itu ia muncul dengan solusi crowdfunding dan peer-to-peer lending.
Solusi Dipo tersebut telah coba diaplikasikannya pada platform pinjaman pendidikan bernama DANAdidik. DANAdidik memungkinkan mahasiswa yang telah berada di pertengahan atau masa akhir perkuliahannya lalu mengalami kendala finansial berkaitan dengan pendidikannya, memperoleh pinjaman pendidikan lewat penggalangan dana yang dilakukan secara transparan dan akuntabel di situs danadidik.com.
DANAdidik yang setiap harinya menerima ratusan aplikan dari berbagai wilayah di Indonesia, memperlihatkan kalau pinjaman pendidikan memang menjadi sumber pengharapan masyarakat. Sebagai sumber pengharapan, kerja-kerja yang diusung DANAdidik memang sudah seharusnya berorientasi kepada kepentingan masyarakat dan tidak membebani mereka.
Berdiri sejak 2015 hingga saat ini, DANAdidik telah berhasil mengakomodasi pinjaman pendidikan ratusan mahasiswa. Dengan tenor rata-rata 24 bulan, 5% mahasiswa bahkan telah melunasi pinjamannya jauh sebelum tenggat waktu. Kondisi positif ini akan terus disokong dengan kerja-kerja yang semakin baik, canggih dan profesional demi partisipasi pendidikan serta masa depan bangsa yang semakin baik.
Salam pendidikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H