Mohon tunggu...
Darah Pribumi
Darah Pribumi Mohon Tunggu... lainnya -

Penyuka hal yang berbau HumaniZ, ReformiZ dan NasionaliZ, tapi tidak BerkumiZ ..

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jika Cossacks, Pendet dan Dansa di Satu Panggung

14 Februari 2014   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarian tradisional merupakan budaya sekaligus identitas satu negara. Karena pada hakekatnya, tari tradisional seperti Cossack dari Rusia dan Pendet Indonesia, adalah tarian dengan makna tertentu. Tidak terkecuali tarian Dansa yang juga memiliki ragam jenis, berasal dan digandrungi negara Eropa maupun Amerika, merupakan tarian yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai penyemarak. Hanya saja unik dibayangkan, seandainya perhelatan ketiga tarian tersebut digelar di satu panggung secara bersamaan.

Korelasi dari ketiga tarian, situasi politik memanasnya hubungan Indonesia dengan Singapura akibat aksi protes penamaan Kapal Perang Usman Harun kian terkuak lebar, ketika Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin menyatakan statement mengejutkan saat diwawancarai TVRI bahwa tanpa diminta Indonesia pun, negaranya akan membantu seandainya terjadi konfrontasi fisik bersenjata. “Jika Indonesia menghadapi sebuah persekutuan maka Rusia adalah sahabat Indonesia yang akan melakukan tugas sebagai sahabat baik yang tidak akan membiarkan sahabatnya diserang dalam sebuah ketidakadilan, Indonesia adalah sahabat kami yang tempatnya lebih tinggi dari sebuah sekutu. Dan tentu kami akan melakukan hal yang lebih dari apa yang kami lakukan terhadap sekutu kami, melindungi dan membantu sahabat adalah idiologi kami (Rusia).”

Pernyataan Duta Besar negara Beruang Merah itu terlontar karena meyakini, Singapura akan didukung negara-negara Persemakmuran (Commonwealth of Nations) apabila “nekat” memaksakan kehendak. Sebaliknya, pemerintah Indonesia menanggapi secara arif protes dari sahabat Asean nya yang tercermin dari tanggapan Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di sejumlah media massa dengan menyatakan, bahwa kedua negara punya perspektif berbeda dan dirinya yakin Singapura akan memahami keputusan Indonesia yang tetap memberikan salah satu kapal perang Indonesia dengan nama Usman Harun.

Pernyataan Menhan RI bisa jadi jawaban “pamungkas” dari polemik yang tengah merebak, karena di dalamnya terkandung harapan agar permasalahan tidak kian memanas atau mungkin dibuat memanas. Karena andai “tiga tarian” tadi yang tergelar dalam satu panggung, tentu menjadi tontonan menarik. Tetapi bila mesin-mesin perang dari berbagai belahan benua yang beradu dalam satu konflik, pasti satu pemandangan mengerikan dan menjadi bencana dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun