[caption id="attachment_323411" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi gbr : www.foreignpolicy.com"][/caption]
Sudah didengungkan bahwa tahun 2014 ini Indonesia akan “memanen” berbagai peralatan tempur, baik yang berasal dari luar negeri maupun produksi industri pertahanan dalam negeri (inhan), sebagai rangkaian Tahap I Pembangunan Kekuatan TNI.
Namun karena perang sudah bergeser dari metode konvensional ke metode modern yang arenanya dunia maya, Kemhan dan TNI saat ini tengah bergeliat membentuk “pasukan khusus dunia maya” atau tentara siber yang bersenjatakan komputer, virus dan worm.
Tentang Internet yang telah menciptakan dunia baru dengan nama cyberspace, adalah sebuah dunia virtual (tidak langsung dan tidak nyata) yang memungkinkan kita untuk berhubungan dengan orang lain tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Istilah-istilah seperti cyber war, cyber attack, cyber espionage, atau cyber crime kian akrab kita dengar. Dan saat ini, target kejahatan di internet tidak hanya terjadi antar pribadi dan organisasi, tapi sudah merebak menjadi antar negara.
Sejumlah negara di dunia pun, saat ini sudah membentuk dan memiliki tentara siber yang tangguh, diantaranya China yang dimotori People's Liberation Army dengan dukungan masyarakat sipilnya, Amerika Serikat mendirikan United States Cyber Command pada 2009, Inggris dengan Research Institute in the Science of Cyber Security (RISCC), India yang melatih sekitar 500 ribu pakar komputer dan Rusia yang memiliki lembaga khusus pertahanan Russian Cyber Forces.
Beberapa peristiwa cyber war terhadap satu negara, juga telah membuktikan betapa serangan melalui dunia maya dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian yang sangat hebat. Seperti ketika lumpuhnya negara Estonia hanya karena matinya pusat listrik nasional yang diserang hacker Rusia, mengakibatkan matinya aliran listrik dan menimbulkan kekacauan berupa penjarahan, putusnya transportasi dan sebagainya.
Kemudian nyaris dalam waktu yang bersamaan, dua negara di kawasan Asia Pasifik, Jepang dan Arab Saudi diserang oleh hacker. Di Jepang, situs Yahoo di negara tersebut diterobos oleh dedemit maya. Mereka tidak hanya meretas, namun juga mencuri sekitar 22 juta akun Yahoo Jepang. Sedangkan di Arab Saudi, sejumlah situs pemerintah diantaranya Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri berhasil diretas oleh Anonymous.
Sementara Indonesia, belum lama ini juga sempat mengalami sedikit pertempuran di dunia maya, ketika 500 orang hacker Indonesia menyerang 170 situs publik Australia, situs Badan Intelijen Australia ASIS (Australian Secret Intelligence Service’s) dan situs-situs pemerintah Australia yang berdomain .gov.au, sebagai aksi balasan sporadis akibat peristiwa penyadapan terhadap Indonesia.
Momentum Cyber Defence Competition 2014
Belum lama ini Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro membuka event Cyber Defence Competition2014 di Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya yang bertemakan “Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Memperkuat Ketahanan Siber dalam rangka Mendukung Sistem Pertahanan Negara”.
Menhan mengakui, bahwa saat ini pemanfaataan dunia cyber oleh pihak-pihak tertentu secara individu, kelompok maupun negara asing mulai terasa. Terlebih, Indonesia mulai menjadi obyek sasaran serangan cyber yang tentunya sangat mengganggu kedaulatan negara dalam segala dimensi kehidupan.
Karenanya, melihat dimensi kejahatan cyber yang dapat mengancam kedaulatan negara tersebut, Kemhan mengambil langkah-langkah, dengan membentuk Cyber Operation Center (COC), sebagai salah satu bagian dari instrument dan embrio Cyber Defence serta sistem pertahanan negara, yang didalamnya diawaki sumber daya berkemampuan ahli pertahanan cyber.
Sekilas soal COC, tim ini diperkuat oleh personel yang berkecimpung di dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terdiri dari bagian preventif (pencegahan), analisis bentuk ancaman, monitoring (pengawasan) terhadap ancaman atau gangguan dari para hacker, recovery (perbaikan/pembenahan), attack (penyerangan) dan tim administrasi.
Konsep Grand Design Cyber Defence pun sudah diliuncurkan, dengan memuat peta jalan strategi nasional pertahanan siber dan 3 (tiga) Rancangan Permenhan tentang Pusat Operasi Pertahanan Siber (COC/Cyber Operation Center), Rancangan Perpres tentang Komite Pertahanan Siber Nasional, Pengamanan Informasi di lingkungan Kemhan/TNI serta Penyelenggaraan Nama Domain di Lingkungan Kemhan/TNI, diharapkan dapat membentuk satu badan atau komite nasional yang akan menangani segala permasalahan bersifat ancaman non militer ini.
Kembali ke Cyber Defence Competition 2014 yang berskala nasional, selain diikuti oleh 9 tim TNI, juga mengikutsertakan masyarakat umum sebanyak 15 tim serta 5 tim dari kalangan pelajar, yang pelaksanaannya dibagi menjadi dua kategori yaitu Kategori Umum dan Kategori Pelajar.
Untuk kategori umum, Juara Pertama diraih Tim Alpha Omega dari zona wilayah 2 (Jawa dan Madura), Juara Kedua Tim Anthurium dari zona wilayah 2 (Jawa dan Madura) dan Juara Ketiga direbut oleh Tim Indonesia Under Team dari zona wilayah 4 (Kalimantan dan Sulawesi). Sedangkan untuk kategori pelajar, Juara Pertama dimenangkan Tim Kurawa in Disorder dari zona wilayah 2 (Jawa dan Madura), Juara Kedua Tim Belum Punya Nama dari zona wilayah 2 (Jawa dan Madura) dan Juara Ketiga diraih Tim Mainstream dari zona wilayah 1 (Sumatera). Sumber : www.dmc.kemhan.go.id
Dari penyelenggaraan Cyber Defence Competition 2014, tergambar jelas keseriusan Kemhan dan TNI dalam membangun dan menghadirkan kekuatan siber. Harapan yang dimunculkan pun kian mengerucut dan dapat menjadi momentum memunculkan calon-calon pasukan cyber baik prajurit TNI sebagai komponen utama, maupun masyarakat sipil sebagai komponen pendukung sistem pertahanan negara yang diproyeksikan menjadi alat pertahanan negara khususnya di ranah siber.
Karenanya menurut penulis, rasanya perlu Tentara Siber (gabungan TNI dan masyarakat sipil) sebagai bagian dari sistem pertahanan negara tadi,ditampilkan atau diikutkan pada Defile HUT TNI 2014 sebagai bagian dari “show of force”, agar masyarakat Indonesia menjadi lebih bangga dengan kekuatan baru yang dimiliki TNI disamping persenjataan tentunya, sekaligus menjadi efek gentar bagi siapa pun atau negara manapun yang mencoba mengusik kedaulatan NKRI. Bagaimana pendapat anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H