Mohon tunggu...
Dara Artarini
Dara Artarini Mohon Tunggu... Penulis - Interested in writing and make it a part of happiness

Gladly if you can appreciate and enjoy this work

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Usia Senja Mbah Min, Mantan Mata-mata Belanda Tetap Berjualan Mainan

9 Februari 2023   23:01 Diperbarui: 9 Februari 2023   23:06 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solo -- Seorang kakek mantan mata-mata Agresi Militer Belanda II, berjualan mainan anak-anak di lampu merah Jl. Brigjen Katamso, Jebres, Surakarta. Pada Jum'at (13/11) ia berdagang untuk mencukupi kehidupannya, diusia yang sudah senja.

Mbah Min yang merupakan salah satu pejuang kemerdekaan, menyelamatkan alat perang Tentara Indonesia. Ia menutupi alat perang milik Angkatan Darat yang ditinggal di kebun itu dengan daun kering. Setelah di Komandan Angkatan Darat mendapat laporan bahwa anak dibawah umur yang menyelamatkan alat perang tersebut, akhirnya ia ditugaskan sebagai mata-mata agar tidak dicurigai Belanda dan antek-anteknya. Mbah Min mengaku tak hanya melawan penjajah, namun beserta antek-antek Belanda yang merupakan pribumi.

 Lika-liku kehidupan Mbah Min tidak semanis perjuangannya, kini ia membuka lapak dagangan untuk memenuhi kehidupannya. Terdapat berbagai macam mainan anak-anak seperti topeng, tembak-tembakan, balon air, pesawat mainan, kipas, celengan,dll. Dijual dengan harga 15rb - 20rb, mbah min mengaku pendapatannya tidak menentu. 

"Kisaran pendapatan harian nggak bisa dihitung, kadang sehari tidak laku sama sekali. Ini sebentar lagi hujan sedangkan dagangan belum laku sama sekali," Ungkap Mbah Min.

Diusianya yang tak lagi muda yaitu 87 tahun, ia mengaku selain mencari nafkah untuk kehidupan sehari- hari, Mbah Min juga ingin tetap sehat. Ia mulai membuka lapak dagangannya dari sore hingga malam sekitar pukul 16.00 -- 21.00 WIB. 

"Saya dahulu pengusaha semprong/petromak dan ikut proyek kontaktor setelah bangkrut saya beralih menjadi tukang becak dan calo tiket. Calo tiket jaman dono kasino indro, Roma Irama, dan rano karno untuk menghidupi kelima anak saya. Lalu sekarang berjualan, saya ini intinya mencari sehat. Karena kalau hanya duduk saja dirumah malah sakit. Peredaran darah tidak lancar, kalau kesana kemarikan lancar. Saya sudah berusia 87 tahun tapi belum merasa capek, linu-linu, masih fit," Ujar Mbah Min.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun