Sekarang, bertemu dan saling pandang adalah hal biasa.Â
Dulu, mencintai adalah seni kehidupan. Puisi dan syair tak lepas menemani.
Sekarang, mencintai mulai kehilangan seninya dalam kehidupan. Rayuan gombal cuma pemikat sepintas.
Dulu, mencintai seseorang adalah perasaan yang dalam.
Sekarang, mencintai seseorang cukup sekedarnya sesuka singgahnya.
Lalu bagaimana bisa? Anak-anak jaman sekarang menertawakan cara mencintai lewat tukar-menukar sepucuk surat para kekasih jaman dulu yang lebih sarat akan makna?Â
Sudahkah kita memahami bahwa generasi lintas waktu punya caranya masing-masing dalam mencintai?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI