Mohon tunggu...
DapurVegans
DapurVegans Mohon Tunggu... Konsultan - Vegan Blogger

Semua tentang vegan dan vegetarian ada di dapurVegans. Mulai dari kiat-kiat beralih menjadi vegan, resep-resep makanan vegan, hingga masalah kesehatan. www.dapurvegans.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Vegan New Normal?

29 Mei 2020   21:46 Diperbarui: 29 Mei 2020   21:49 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebelum istilah new normal menjadi trend akhir-akhir ini, sebenarnya new normal sendiri pertama kali digunakan oleh Roger McNamee, "seorang investor teknologi," yang mengulas dalam sebuah artikel oleh Polly LaBarre berjudul "The New Normal" di majalah Fast Company pada tanggal 30 April 2003.

Menurut Roger McNamee, yang menciptakan istilah, 'New Normal' atau Normal Baru adalah suatu waktu dimana kemungkinan besar Anda bersedia bermain dengan aturan baru untuk jangka panjang.

Dalam 'New Normal' atau Normal Baru, lebih penting untuk melakukan kepentingan dan hal-hal yang benar daripada menyerah pada tirani urgensi (bisa baca di sini).

Sementara melansir plantbasednews.org pada tanggal 2 July 2018, Vegan Organization Vegr telah meluncurkan kampanye yang membawa simpati belas kasih kepada hewan dan kehidupan berbasis tumbuhan sebagai tujuan utama.

Disebut gerakan #TheNewNormal, ia meminta orang untuk mempertanyakan norma-norma sosial di sekitar, cara memperlakukan hewan, memaksa mereka untuk menghadapi kebenaran  tentang eksploitasi hewan.

Menurut Vegr, tujuan gerakan ini adalah untuk 'menyalakan kembali empati dan kasih sayang di antara mereka yang menganggap dirinya pecinta binatang'. Ia juga ingin 'menormalkan cara orang berpikir tentang gaya hidup vegan'.

Gerakan #TheNewNormal adalah kampanye media sosial yang akan berlangsung melalui Twitter, Instagram atau Facebook.

Co-Founder Vegr Alex Moller mengatakan: "Orang-orang akan menyebarkan kasih sayang mereka kepada hewan-hewan dengan memposting gambar mereka memeluk seekor binatang yang diikuti oleh Hashtag #TheNewNormal.

"Jika Anda tidak memiliki hewan untuk dipeluk, maka Anda dapat memposting gambar momen atau item vegan utama bersama dengan hashtag".

Moller menambahkan: "Kampanye ini adalah sesuatu yang kami mulai dari kebutuhan, dan sesuatu yang kami pikir tidak hanya dibutuhkan oleh komunitas vegan kami, tetapi semua orang di dunia juga.

"Karena kampanye #MeToo berhasil meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual dan memberdayakan perempuan untuk berbicara, kami sepenuhnya berharap #TheNewNormal tumbuh selama bertahun-tahun menjadi sesuatu yang tak terbendung yang akan mengubah pandangan tentang perawatan hewan di seluruh dunia.

"Gerakan ini sangat kuat karena menantang gagasan tentang apa yang 'normal' sebenarnya. Dan menyebabkan irisan langsung antara dunia kasih sayang sejati dan cinta pada hewan."

Dan kini dengan ditemukannya virus mematikan yang kemudian dinamakan "Covid-19", istilah new normal kembali menyeruak. Dalam istilah sederhana, dilansir dari The Sun, Covid-19 adalah singkatan dari Corona (CO), Virus (VI) Disease (D) dan tahun 2019 (19), yang mana virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019.

Virus ini sendiri saat tulisan ini dibuat (akhir Mei 2020) telah mengakibatkan 5.813.418 orang terinfeksi dan sebanyak 357.896 orang meninggal di seluruh dunia. Bukan jumlah yang sedikit, dikarenakan oleh virus inipun banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang harus dirubah dan DapurVegans akan mengupas kebiasaan-kebiasaan baru yang juga dikenal dengan istilah "new normal" tersebut.

  • Mencuci tangan setiap kali kita pergi ke luar rumah, menyentuh orang bahkan benda-benda yang kemungkinan terdapat virus corona didalamnya. Bukan hanya mencuci tangan biasa, namun mencuci tangan selama 20detik dan membersihkan sela-sela jari hingga kita yakin tangan kita terbebas dari virus dan kuman.
  • Social distancing. Menjaga jarak antar sesama dengan tujuan menghambat penyebaran virus.
  • Stay at home. Tetap tinggal di rumah, juga dengan tujuan untuk menghindari penyebaran virus.
  • Work from home (wfh). Merupakan istilah new normal yang kini menjadi kebiasaan untuk para staff yang biasanya bekerja di kantor-kantor atau di tempat-tempat kerja lainnya yang kini harus bekerja dari rumah.
  • School from home (sfh). Hampir mirip dengan home scholling namun bedanya sang guru tidak menemani secara langsungMerupakan istilah baru untuk siswa-siswa yang harus sekolah dari rumah karena sekolah-sekolah terpaksa harus ditutup dengan adanya virus corona ini.
  • Menggunakan mask (atau di Indonesia biasa disebut masker) saat keluar rumah atau saat berbicara dengan orang untuk menghindari tersebarnya droplets atau cairan dari mulut atau hidung yang dapat mengakibatkan tersebarnya virus corona dari orang yang terinfeksi pada orang yang sehat.
  • Menggunakan face shield. Perlakuan new normal lainnya adalah dengan menggunakan face shield (pelindung wajah) untuk menghindari tersebarnya virus melalui mata, hidung dan mulut.
  • Menggunakan sarung tangan. Dengan ditemukan virus corona yang menetap di beberapa benda, peneliti menyarankan orang untuk menggunakan sarung tangan guna menghindari tersebarnya virus melalui benda yang kita pegang.
  • Online meeting. Dengan diharuskannya work from home dan school from home, online meeting rasanya merupakan cara terefektif untuk tetap melanjutkan pekerjaan maupun pelajaran melalui pertemuan secara virtual. Hal yang biasanya hanya dilakukan saat pekerja yang satu berada di luar negeri atau luar kota, kini menjadi hal yang lazim untuk mereka melakukan meeting secara online.
  • Video conference. Dengan adanya PSBB atau lockdown, pasti rasa rindu kita kepada keluarga dan handai taulan yang sulit untuk kita temui sangat memuncak. Terlebih lagi di saat Lebaran ini, tak bisa saling berkunjung, silahturahmi dan bahkan berjabat tangan. Hal yang biasanya kita lakukan adalah melakukan voice call, namun dengan sulitnya bertemu muka dengan mereka, saat ini sangat "normal" bagi kita untuk melakukan video conference dengan orang terkasih.
  • Mengantri saat berbelanja. Bukan karena toko yang kita tuju ramai dan penuh sesak hingga kita harus mengantri, tetapi keharusan physical distancinglah yang akhirnya menyebabkan kita harus antri dan berjauhan dengan orang lain. Rasanya hal ini sekarang menjadi hal yang biasa, meluangkan sedikit waktu untuk mengantri di pintu masuk toko.

Dari hal-hal di atas itulah yang akhirnya memunculkan istilah baru dari kebiasaan yang dulu belum pernah ada atau disebut juga "new normal". Dan kini istilah ini juga ditujukan pada hidup normal yang baru setelah munculnya covid-19 atau hidup berdamai dengan covid-19.

Tetap berpikir positif, menjaga kesehatan, olahraga dan makan makanan yang sehat dan bergizi rasanya adalah gaya hidup 'new normal' yang harus selalu kita terapkan.

Selalu berdoa semoga pandemi ini segera berakhir dan kita dapat menghirup udara bebas di luar rumah dan beraktifitas seperti sedia kala tanpa dihantui rasa "takut" akan terpapar atau tertular virus covid-19.

Salam sehat selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun