Mohon tunggu...
Indra Prasetyo
Indra Prasetyo Mohon Tunggu... -

penulis amatiran asli banyumas yg mencintai yogya, saat ini bekerja di ibukota.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berguru Ikhlas pada Martabak Slamet

18 Juni 2012   14:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“23, knapa emang?”

Dengan polosnya ia berkata “Oo, ya kakakku berarti, aku baru 21”

Masa bodoh, apa urusanku? Tentu saja kembali hanya kuteriakkan dalam hati.

Entah apa yang ada di pikirannya ia kembali mengajukan sebuah pertanyaan yang nyaris membuatku bangkit dan melemparkan helm yang kupegang ke kepalanya, jika saja nyaliku cukup-yang nyatanya tidak.

“Anak keberapa mas?”

Gusti Allah, Tuhan semesta alam, rasanya baru kali ini aku menemui bocah kampung dengan pertanyaan yang begitu menjengkelkan. Aku pun terpaksa memenuhi pertanyaanya.

“Anak ke enam”

“Enak berarti mas sampean, banyak sodara. Aku anak pertama masih punya adik sekolah SMP” ia berbicara tanpa menatapku. Tatapanya masih juga terpaku pada adonan yang dibuatnya. Ya, aku yakin kali ini ia sedang bicara untuk dirinya, bukan untukku. Tuturnya membuat nuraniku kali menentang untuk berteriak, “apa urusanku?”

Aku terdiam, menatapnya dan menunggu apa yang akan ia ceritakan padaku. Sial, sunyi. Aku pun tak tahu harus mengatakan apa, hanya pertanyaan saja yang terlintas di benakku.

“Lah, emang keluarga di mana Bang?”

“Tegal”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun