Berbicara mengenai budaya memang tidak ada habisnya, mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, kehidupan sehari-hari, serta kesenian tiap daerahnya pasti berbeda.Â
Namun yang jadi pertanyaan bagaimana cara kita untuk menunjukan atau melihat identitas tiap tiap budaya yang ada. Dalam hal ini saya akan memperlihatkan teori IdentitasÂ
Budaya yang dapat digunakan untuk mengkaji pertanyaan mengenai identitas budaya. Sebelumnya kita harus tau dulu apa itu pengertian budaya, menurut Agustina (2015) sebuah cara dan tata hidup yang dimiliki oleh semua orang atau kelompok dimana unsur-unsurnya diturunkan dari generasi ke generasi.
Pastinya karena unsur budaya diturunkan dari generasi ke generasi memiliki kekhasannya tiap daerah, jika ditinjau dari pengertian budaya, maka pengertian Identitas Budaya menurut Agustina (2015) yaitu budaya yang tidak berfokus pada satu orang melainkan latar belakang dari kekhasan budaya tersebut serta ciri-ciri khasannya bagaimana.
Budaya memiliki 3 jenisnya, dikutip dari Nesabamedia.com yaitu yang pertama Kebatinan Manusia artinya sebuah hal yang membuat ketertiban dikehidupan kita dengan istiadatnya seperti agama.Â
Kedua adalah Angan manusia yang artinya hal hal yang menghasilkan sebuah keluhuran atau norma-norma kesusilaan. Yang ketiga yaitu Kepandaian manusia artinya bentuk atau hasil dari pemikiran dan kerajinan manusia seperti kerajinan Tanah Liat, Tarian, Lukisan, serta kesenian lainya.
Yogyakarta, kota yang penuh dengan kebudayaan dan ragam kesenian, dikenal juga dengan kota Pelajar. Berbicara mengenai budaya, Yogyakarta ini memiliki salah satu budaya yang masih diteruskan kepada anak-anak generasi sekarang yaitu budaya Macapat, budaya Macapat ini adalah budaya puisi tradisional jawa atau biasa disebut tembang. Â Macapat memiliki sejarah yang panjang yang akhirnya masuk ke Yogyakarta. Berikut saya akan menceritakan sedikit sejarah dari macapat ini :
Sejarah Macapat
Macapat ini sudah muncul di Indonesia pada masa Majapahit, pada saat itu sudah mulai mempengaruhi Walisanga, dan akhirnya masuk kedalam tembok Keraton. Tembang macapat ini dahulu disebut dengan Kidung, terdapat dua jenis kidung yaitu kidung tantri Kediri dan tantri Demung.Â
Yogyakarta ini dahulu merupakan wilayah Macapat dari kerajaan Mataram Kuno, perkembangan jaman terus berlanjut hingga pada masa Mataram Islam dikembangkan oleh Panemabahan Senopati di dalam keraton, hingga masa Mataram Islam sekarang yaitu Kraton Kasultanan Ngayogyakarta yang terus dilestarikan dengan bentuk seni suaranya serta mengandung ajaran piwulang.Â