Logos artinya adalah Shabda, atau Firman. Tapi orang sudah mempelesetkan dan memelintir sebatas buku kuno belaka yg dipuja-puja. Membatasi dan mensakralkannya berlebihan. Itu disebut apa??
Saya sengaja milih kata "logos" daripada "firman", karena kata "firman" sudah bergeser arti menjadi rusak pemaknaannya. Mencegah orang salah mengartikan kalimat saya menjadi sesuatu yg sempit dan dangkal karena pilihan kata itu.
Logos itu sendiri lebih tepatnya diarahkan untuk menunjukkan (telunjuk bagi bulan tetapi bukan bulannya) suatu daya hidup yang meng-ada (menjadi ada) dalam segala macam fenomena yang tidak terbatas (bukan dibatasi ruang , waktu apalagi konsep/ajaran/agama).
Sesuatu yang MURNI, SUCI, belum terjamah akal2an /mulut/tulisan manusia. Yang belum dinamakan. Belum diukir. Belum dimiliki/ di-klaim sekelompok orang.
Mulut kita tidak akan mungkin menyebutnya. Atau akan menjadi salah bila menyebutnya , karena berarti menyekutukan yang tak terbatas dengan sesuatu yang terbatas (sekalipun itu hanya nama).
Setelah memahami perihal ini, maka jelaslah mengapa jaman ini disebut Jaman Edan. Tiada lain adalah karena banyak orang numpang kepentingan nyatut nama Tuhan untuk kepentingan diri atau kelompoknya.
Jaman Terbalik; karena yang sering menjual nama Tuhan ternyata tukang catut dan yang kafir ternyata pencari sejatiNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H