Mohon tunggu...
Danz Suchamda
Danz Suchamda Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya seorang spiritualis, praktisi meditasi, penulis. Hidup ini saya pandang sebagai sebuah meditasi yang mengalir sepanjang waktu. Dan manakala kita melihat dunia dalam persepsi termurnikan, sekaligus berani telanjang terhadap apa yang ada; maka dunia ini menjadi begitu berwarna, bercahaya, bernuansa pendar, dan menguak berjuta makna yg berlapis-lapis.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tanpa Disadari Mencatut Nama Tuhan

12 Januari 2012   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:59 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Logos artinya adalah Shabda, atau Firman. Tapi orang sudah mempelesetkan dan memelintir sebatas buku kuno belaka yg dipuja-puja. Membatasi dan mensakralkannya berlebihan. Itu disebut apa??


Saya sengaja milih kata "logos" daripada "firman", karena kata "firman" sudah bergeser arti menjadi rusak pemaknaannya. Mencegah orang salah mengartikan kalimat saya menjadi sesuatu yg sempit dan dangkal karena pilihan kata itu.


Logos itu sendiri lebih tepatnya diarahkan untuk menunjukkan (telunjuk bagi bulan tetapi bukan bulannya) suatu daya hidup yang meng-ada (menjadi ada) dalam segala macam fenomena yang tidak terbatas (bukan dibatasi ruang , waktu apalagi konsep/ajaran/agama).

Sesuatu yang MURNI, SUCI, belum terjamah akal2an /mulut/tulisan manusia. Yang belum dinamakan. Belum diukir. Belum dimiliki/ di-klaim sekelompok orang.

Mulut kita tidak akan mungkin menyebutnya. Atau akan menjadi salah bila menyebutnya , karena berarti menyekutukan yang tak terbatas dengan sesuatu yang terbatas (sekalipun itu hanya nama).


Setelah memahami perihal ini, maka jelaslah mengapa jaman ini disebut Jaman Edan. Tiada lain adalah karena banyak orang numpang kepentingan nyatut nama Tuhan untuk kepentingan diri atau kelompoknya.

Jaman Terbalik; karena yang sering menjual nama Tuhan ternyata tukang catut dan yang kafir ternyata pencari sejatiNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun