Mohon tunggu...
Dany Darmawan
Dany Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memberdayakan Masyarakat Melalui Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia

24 Maret 2022   17:54 Diperbarui: 24 Maret 2022   18:00 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua tahun lamanya kita merasakan masa pandemi covid-19 di negeri kita ini, bahkan di seluruh dunia. Banyak sekali dampak dari pandemi yang menghambat kehidupan kita, mulai dari dampak kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Masih segar dalam ingatan kita ketika awal pandemi terjadi ketidakstabilan ekonomi, mulai dari naiknya harga bahan pokok karena saat itu terjadi panic buying oleh masyarakat dan menyebabkan kelangkaan, hingga menurun drastis nya omset usaha masyarakat baik sektor perusahaan ataupun UMKM dan menyebabkan banyak PHK terjadi dimana-mana. Untuk sektor usaha khususnya konvensional ini mengalami penurunan omset saat itu dikarenakan kebijakan pemerintah melakukan pembatasan sosial, sehingga membuat masyarakat tidak dapat mengunjungi lapak dagangan mereka. Dengan adanya hambatan di bidang ekonomi tersebut, tentu saja menciptakan masalah sosial baru yakni kemiskinan yang semakin bertambah. Jumlah kemiskinan pada September 2020 sendiri sebanyak 27,55 juta orang meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38 persen, naik menjadi 7,88 persen pada September 2020. Sedangkan, pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang terhadap September 2020. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 7,89 persen, turun menjadi 7,60 persen pada September 2021.

Berdasarkan data dari BPS tersebut, 2020 diawal pandemi terbukti saat awal pandemic angka itu naik karena banyaknya PHK dan banyaknya usaha yang gulung tikar. Sedangkan, di 2021 covid sudah mulai menurun walaupun tidak stabil, akan tetapi angka kemiskinan itu turun salah satunya karena banyaknya masyarakat yang melihat peluang bisnis lain yang kreatif dan banyak dari kalangan ter PHK memilih wirausaha dan tidak sedikit dari mereka yang sukses menjalankan usahanya. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan menjelaskan bagaimana Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia ini akan sedikit membantu mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

Dengan adanya masalah sosial berupa kemiskinan yang dapat terus bertambah jika tidak ditangani dengan serius, tentu akan menimbulkan beberapa dampak negatif. Pertama, meningkatnya kasus kematian akibat kelaparan. Kelaparan disini disebabkan karena masyarakat miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kesulitan ekonomi. Kedua, meningkatnya angka kriminalitas. Hal ini disebabkan karena masyarakat yang kesulitan ekonomi tersebut akan merasa bingung bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Akhirnya, mereka menghalalkan segala cara termasuk cara yang salah seperti mencuri, membegal, merampok, menipu jual beli, dan sebagainya. Ketiga, akan rendahnya kualitas generasi penerus bangsa. Hal ini disebabkan karena akan meningkatnya jumlah anak yang putus sekolah. Jika seorang anak putus sekolah, tentu ia akan kesulitan mendapat pendidikan sehingga akan sulit mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk masa depan nya maupun untuk berkontribusi kepada negara.

Keempat, gangguan kesehatan meningkat. Hal ini disebabkan karena banyak dari mereka yang mungkin tinggal di pemukiman yang kotor atau tidak layak seperti di pinggir sungai, kolong jembatan, dan sebagainya. Hal ini akan membuat peluang mereka untuk terkena penyakit akan besar dan mungkin saja dapat menularkan kepada masyarakat yang lebih luas. Dalam merencanakan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah sosial kita perlu menganalisis dengan teliti, diantaranya dengan analisis statistika sosial aktor atau stakeholder, analisis dinamika sosial atau proses, analisis jalur atau pohon masalah, analisis SWOT, dan yang terakhir yaitu analisis opsi.

Dalam menyusun dan melakukan perencanaan sosial seorang perencana sosial memerlukan keahlian utama dalam menganalisis aspek masalah sosial yang ada dengan cara melihat, membaca, mengumpulkan, memaknai, menghubungkan dan membuat alternatif alternatif terhadap penyelesaian massalah-masalah sosial yang berada dimasyarakat mengingat masalah sosial yang dapat memberikan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat.

Masalah sosial dalam konteks sosilogi, menurut Charles Wright Mills dalam sosiologi imajinasi menyatakan bahwa masalah sosial terdiri dari dua komponen, yaitu personal troubles (Masalah individu) yang dimana ketika masalah ini dirasakan oleh orang lain juga dan menjadi pembicaraan dimasyarakat maka permasalahan ini akan menjadi public issues dan Karakteristik masalah sosial yang dimana dapat dilihat dari realitas subjektif dan realitas objektif. Oleh karena itu, Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia ini dalam pelaksanaannya juga harus dilaksanakan dengan tepat.

Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia sendiri merupakan dua hal yang berbeda. Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM adalah sebuah wadah/ajang bagi mahasiswa Indonesia untuk menyalurkan potensi yang dimiliki selama perkuliahan kepada masyarakat luas, agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Contohnya dapat berupa melakukan riset di bidang sains-teknologi, menciptakan makanan/minuman unik, ataupun menciptakan barang-barang yang unik. Sedangkan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia sendiri merupakan Workshop Kewirausahaan yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas berwirausaha mahasiswa Indonesia dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.

Selanjutnya dilaksanakan Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang menekankan pada pendanaan pengembangan usaha mahasiswa dan Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) yang memberikan skema akselerasi bagi mahasiswa yang memiliki usaha startup digital. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa PKM lebih menitik beratkan pada kreativitas dan inovasi mahasiswa, berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi, dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, serta berjiwa mandiri dan arif yang dapat menjadi pembaharu dalam masyarakat. Sementara itu, PKMI menitik beratkan pada bentuk kegiatan praktik berwirausaha mahasiswa. Dalam membuat PKM, yang harus mahasiswa lakukan apabila tidak memiliki ide kreatif dapat melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi).

Ide-ide PKM tidak harus yang rumit, cukup yang sederhana, sesuai isu global yang terjadi sekarang, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas serta mengangkat kearifan lokal. PKMI sendiri memiliki manfaat diantaranya (1) untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing; (2) membantu mahasiswa dalam menentukan keunikan usaha dengan menemukan celah pasar yang tepat untuk meningkatkan peluang keberhasilan usaha; (3) menangani permasalahan pengangguran yang menghasilkan pengangguran intelektual dari kalangan sarjana. Oleh karena itu, kedua program yang dijalankan mahasiswa ini diharapkan dapat dimaksimalkan karena seperti yang kita ketahui, usia mahasiswa sendiri merupakan usia matang untuk bekerja khususnya berwirausaha. Sehingga, nantinya sedari muda mereka sudah dibekali ilmu agar menjadi masyarakat yang berkualitas.

Walaupun situasi covid-19 semakin membaik dan jumlah kemiskinan kembali menurun, program untuk memberdayakan masyarakat ini tetaplah penting untuk sedikit membantu mengatasi angka kemiskinan yang terbilang tinggi. Walaupun begitu, program ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak. Karena pada dasarnya pemberdayaan memiliki beberapa prinsip diantaranya : pertama, adanya peran serta atau partisipasi dari masyarakat.

Kedua, harus terdapat demokrasi atau hak asasi dalam pemberdayaan. Maksudnya adalah memprioritaskan demokrasi dan hak asasi dimana tidak boleh terdapat paksaan dalam melaksanakan program pemberdayaan. Ketiga, peningkatan kemampuan, bahwa di dalam pelaksanaan pemberdayaan harus bisa meningkatkan kemampuan. Lebih tepatnya, menekankan memberikan kesadaran agar dapat menolong dirinya sendiri dengan fasilitas dari luar. Keempat, pemberian tanggung jawab, ditujukan untuk memupuk rasa tanggung jawab bahwa mereka sendiri yang dapat menolong dirinya dan jangan terlalu mengandalkan pihak luar.

Kelima, harus terdapat koordinasi dan keterpaduan satu sama lain, maksudnya adalah bagi pelaksana dan penyelenggara harus berkoordinasi dengan baik agar program pemberdayaan yang dijalankan berjalan dengan lancar. Keenam, harus membawa nilai tambah, maksudnya adalah program pemberdayaan yang diadakan setidaknya dapat membawa nilai tambah atau kemajuan dari kondisi sebelumnya sehingga dapat dikatakan program tersebut memberi manfaat. 

Ketujuh, terukur dan terbilang. Maksudnya adalah bahwa hasil kerja nya dapat diukur dan dilihat seperti terdapat data statistik/kuantitatif, atau peningkatan kesejahteraan pemerataan bagi masyarakat.

Kedelapan, bertahap dan berkelanjutan. Maksud dari bertahap disini adalah kegiatan yang dilakukan terdapat proses nya dan tidak dapat dilakukan secara spontanitas dan dalam waktu singkat. Kesembilan, adanya dukungan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini, kegiatan pemberdayaan tidak dapat menyalahi atau bertabrakan dengan hukum yang ada. Maka dari itu kebijakan pemerintah diperlukan dengan catatan kebijakan tersebut mendukung dan untuk kepentingan rakyat banyak.

Pada intinya, program ini masuk akal untuk dimaksimalkan dengan tujuan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan berbasis keterampilan sosial-ekonomi di masa pandemi covid-19.      

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun