Sebaliknya, kalau rasa percaya diri terus dipupuk maka apapun pikiran-pikiran negatif itu tidak akan berpengaruh. Jadi, percaya diri adalah modal penting dalam meraih kesuksesan.Â
Maka dari itu, pentingnya peran guru untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menulis kepada siswa. Keempat, adalah rasa malas untuk memulai. Rasa malas memang merupakan momok yang seringkali muncul.Â
Untuk menghilangkan rasa malas, siswa bisa melakukan hal hal positif yang mereka sukai untuk mendapatkan mood mereka dalam menulis. Jika perlu, siswa sebaiknya membuat jadwal khusus untuk menulis dirumah minimal satu sampai dua jam untuk menuangkan sedikit pikiran mereka. Cara ini lebih efektif dibandingkan menulis berjam-jam seharian sedangkan hari berikutnya tidak menulis.
      Pada akhirnya, dengan menerapkan kebiasaan menulis kepada siswa, tentu siswa dapat menuangkan ide ide pikiran mereka dalam bentuk tulisan sehingga tetap dapat meningkatkan kekritisan mereka  walaupun belajar dari rumah. Kegiatan menulis ini tentu akan mewujudkan pedagogi kritis  sesuai yang dimaksud oleh Henry Giroux. Dimana dalam penuturannya ia menyuarakan menulis sebagai sebuah praktik pedagogi. Namun, di Indonesia sendiri masih kurang kebiasaan menulis di kalangan pelajar.Â
Berdasarkan penelitian ini, faktor yang membuat kurangnya kebiasaan menulis di kalangan pelajar adalah faktor internal dari diri mereka sendiri seperti malas mencari sumber referensi, kurangnya latihan menulis, merasa krisis ide, dan merasa takut melakukan kesalahan dalam menulis.Â
Mewujudkan kebiasaan menulis sangatlah penting terlebih di masa pembelajaran jarak jauh karena akan terhalang kesempatan siswa untuk menyuarakan pikiran mereka seperti terkendala sinyal, minimnya kuota internet dan sebagainya.Â
Karena itu, kelas harus menjadi tempat di mana menulis menawarkan kesempatan untuk "melibatkan daripada menggantikan suara agresif, subjek berteori [siswa] melalui diskusi didalamnya, terlebih di masa pembelajaran jarak jauh seperti saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Setiarsih, Ari. 2017. Diskursus Pendidikan Kritis (Critical Pedagogy) Dalam Kajian Pendidikan Kewarganegaraan. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol.5 (2) : 76-85.
Tia Puspita Sari, Dawud, & Kusubakti Andjani. 2019. Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Kemampuan Menulis Teks Editorial Siswa Kelas XII. Jurnal Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol.4 (1) : 51-55.
Pujiono, Setyawan. 2012. Berpikir Kritis Dalam Literasi Membaca dan Menulis Untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa. JPBSI FBS UNY : 778-783.