Misalnya menulis, membaca dan menelaah buku, menjahit, berkebun, mengajar, dll.
Tentu waktu dan porsinya disesuikan dengan keluangan setiap perempuan dan tidak mengganggu kewajibannya kepada Allah, Rasul-Nya, suami maupun keluarganya.
6. Mendidik anak-anak
Rumah adalah madrasah pertama setiap manusia. Perempuan dengan perannya sebagai ibu akan menjadi guru pertama untuk anak-anaknya. Seorang ibu yang sadar akan peran dan pengaruhnya kepada anak-anaknya akan berusaha membangun pondasi yang kokoh untuk madrasahnya sehingga anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang shalih dan muslih. Anak yang shalih akan menjadi investasi berharga bagi orangtuanya.
Apa yang ia tanamkan kepada anaknya berupa ilmu, iman dan Islam akan akan menghasilkan banyak pahala, yaitu pahala mendidik anak, pahala berdakwah kepada anak dan pahala jariyah jika sang anak mengamalkannya.
Mendidik dan merawat buah hati sudah cukup membuat perempuan bahagia di dalam rumahnya dengan berbagai aktivitas mendidik dan belajar.
7. Setiap sudut rumahmu ada pahala dan kebaikan
Perempuan menjadi tidak bahagia di rumah karena ia merasa sibuk dengan aktivitas yang sia-sia seperti membereskan rumah, menyiapkan makanan, mencuci pakaian keluarganya atau aktivitas lainnya yang terkesan tidak menghasilkan apa-apa.
Padahal, tidak ada kebaikan yang sia-sia di sisi Allah. Allah Ta'ala berfirman,
"Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah: 7).
Bahkan seorang perempuan akan mendapatkan kemuliaan memasuki surga dari pintu manapun yang ia suka, hanya dengan empat syarat yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam haditsnya :