Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Multimedia dan Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biarkan tinta-tinta malaikat mencatat semua kata yang ku punya untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jerit Tangis Rakyat Miskin di Tengah Pandemi Covid 19

6 April 2020   23:58 Diperbarui: 7 April 2020   00:00 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, rakyatnya untuk menghela nafas saja terasa berat karena kemiskinan dan beban ekonomi semakin sulit. Apalagi di tengah Pandemi Covid 19 seperti saat ini.

Ekonomi rakyat sangatlah memperhatinkan menginggat lapangan pekerjaan di indonesia sangat minim. Dengan kebijakan Social distancing dan physical distancing malah menyebabkan banyak pengangguran dan kemiskinan merajalela. Di tambah keran tenaga kerja asing ikut mewarnai ketenaga-kerjaan tanah air menambah lapangan pekerjaan semakin sempit.

Kini jerit tangis rakyat miskin seolah olah tidak didengar oleh pemerintah. Rakyat menjerit di  sebabkan oleh ketidakpastian pemerintah dalam menyelesaikan seluruh persoalan negeri ini.

Wajar saja masyarakat banyak yang miskin dan berpotensi jatuh miskin.  Padahal negara ini adalah negara yang luas pantai terpanjang Di dunia. Ironi bukan? Indonesia terkenal dengan kekayaan SDA dari kandungan perut bumi sampai keberagaman hayati hutan, dari potensi laut yg melimpah sebagai negara maritim sampai kekayaan rempah-rempahnya yang mendunia.   Tidak mampu menyelamatkan Indonesia dari Kemiskinan dan hutang.

Di dalam Islam, Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban kelak di pengadilan Allah SWT. Seyogyanya para pemimpin negeri ini mencari solusi dengan mengeliatkan sektor industri dan produksi di berbagai sektor bukan menambah hutang dalam mengatasi Pandemi Covid 19.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhu yang mengingatkan:

Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh
Alin FM
Praktisi Multimedia Dan Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun