Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Multimedia dan Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biarkan tinta-tinta malaikat mencatat semua kata yang ku punya untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Aku Harus Menulis

1 Januari 2020   20:54 Diperbarui: 1 Januari 2020   21:02 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. muhamad agus syafii


Di sepanjang peradaban Islam, aktivitas yang sering dilakukan oleh ilmuwan, ulama dan pencinta ilmu adalah menulis. Ulama terdahulu menuliskan segudang ilmu yang dimiliki dan memperbanyaknya.

Tak heran masa kejayaan Islam berkembang pesat salah satunya dengan aktivitas menulis. Sehingga terdapat banyak buku-buku padahal tidak ada mesin cetak  ketika itu. 

Begitu banyaknya buku yang ditulis oleh para ilmuwan, ulama dan pencinta ilmu di masa kejayaan Islam. Buku-buku tersebut tersimpan di banyak perpustakaan salah satu perpustakaan terkenal di masa Abbasiyyah adalah  perpustakaan Cordova.

Inilah yang saya pahami setelah saya sering membaca buku perpustakaan sekolah setiap hari. Saya banyak membaca biografi tokoh terkenal nasional dan dunia. Dari Ensiklopesida oxford bahkan ensiklopedia versi disney kala itu. Padahal kala itu saya di bangku tsanawiyah. Ditambah lagi ketika saya mondok di pesantren kala itu, saya berlanggannan majalah annida yang setiap bulan saya tunggu-tunggu kedatangannya.

Dari banyak membaca karya tulisan Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, pipit senja, gol A gong, bahkan Syamsa Hawa.  Membawa saya untuk membuat cerpen sendiri. Kala itu saya menulis cerpen di sebuah buku besar berukuran A3. Saya menulis cerpen di tasbih hijau, perjanjian hutang, melodi langit biru, lembayung senja di pinggir sungai dan menanti kampung halaman.

Menginjak bangku aliyah dan lulus dari pondok pesantren, fokus saya beralih ke media menggambar walaupun saya masih gemar membaca dan mulai membeli buku keIslamaman sendiri.

Saya sangat suka menggambar walaupun di waktu istirahat dan menunggu guru datang. Tapi setelah saya kuliah kesukaan saya beralih ke dunia design grafis, programming, membuat komik dan video editing secara otodidak .

Di bangku kuliah, Allah SWT memberikan kesempatan bergelut di dakwah kampus meneruskan dakwah sekolah  dalam organisasi Rohis. Tapi yang special adalah saya menemukan dakwah sejati. Dakwah yang akan mengembalikan kehidupan Islam.

Dakwah yang mencerdaskan akal, menentramkan jiwa, dan menemukan jati diri sebagai seorang Muslim. Ayah saya senang sekali dengan perubahan saya. Ayah saya melihat saya membina para remaja dan mahasiswa bahkan anak-anak. Dan ayah saya menjuluki saya cikgu.

Suatu hari sedang menonton bersama ayah. Menonton  program kick andy di metro Tv bertema menulis buku. Ayah saya sangat antusias sekali ketika itu dan menyuruh saya untuk menulis buku apa yang saya pahami. Dan terniang-niang dibenak saya sampai sekarang. Inilah satu alasan mengapa saya selalu menyempatkan untuk menulis. Sederhana, agar saya bisa meninggalkan jejak ilmu bermanfaat di dunia dengan menebarkan pemahaman Islam untuk amal shaleh.

Motivasi Menulis  bisa didapatkan dari siapa dan apa saja. Tak terkecuali dari para Penulis Hebat hari ini, ulama masyhur dan para Sahabat Nabi Saw. yang mulia. Kalimat-kalimat motivasi ini untuk memberikan saya semangat untuk menulis.

Sahabat  Nabi Saw. Ali bin Abi Thalib , ulama besar Imam Al-Ghazali sampai penulis novel abad 20 Pramoedya Ananta Toer dan JK Rolling turut memberikan pencerahan pada saya.  Sungguh hebat mereka terutama para penulis seperti Imam Al-Ghazali yang menuliskan karya besar dan sampai saat ini buku-bukunya tetap relevan menjadi rujukan dalam keilmuan sepanjang masa.

Mutiara hikmah tercipta dari ketekunan mereka dalam menuliskan gagasan dan pemikiran selama hidupnya. Seperti Ali Bin Abi Thalib karamallahu wajha, Sahabat Rasulullah  Saw berkata "Ikatlah ilmu dengan menulis" .Imam Al-Ghazali, Ulama termasyur berkata "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis".

Stephen King, Penulis Amerika berkata "Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya. 

Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri. Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu kita sendirilah yang menciptakannya.

Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis. Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya.

Begitupun Sang maestro novelis dan sejarahwan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer  berkata "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian" Tak ketinggalan J.K. Rowling  melahirkan novel-novel dunia berkata "Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri".

Walaupun tidak berlaku untuk semua orang, saya menulis bisa menjadi sebuah sarana mengasah pemikiran diri dan meraih kesempurnaan intelektual tersendiri. Misalkan saya memiliki ide yang tidak tersalurkan, ingin mengeluarkan gagasan keIslaman yang benar, menciptakan paradigma baru tentang hidup bisa diakomodir dengan menulis. Orang yang bijak memiliki passion dalam menulis dan terus konsisten menulis dan menjadi orang-orang yang sangat produktif. Saya berupaya seperti itu.

Saya juga menulis untuk sebagai menghilangkan uneg-uneg dan Mengasah Kreativitas. Menulis bisa digunakan sebagai sarana curhat colongan alias curcol. Menulis dapat membuat saya mengurangi beban-beban pikiran dan mengekspresikan diri dengan bebas. Sehingga saya mempunyai buku harian sejak sekolah.

Menulis jika dapat membantu saya menemukan hal-hal yang menakjubkan. Yaitu paradigma baru tentang hidup. Syuhada berjuang dengan tetesan darah, para ulama berjuang dengan goresan pena, di mana bagi keduanya terdapat kemuliaan yang tiada duanya.

Ya, keduanya sama-sama merupakan pengemban dakwah untuk membuat dunia ini menjadi mulia dengan cahaya  Peradaban Islam. Saya bisa menyebutkan tidak sedikit karya tulis yang mampu menggerakkan orang untuk menyebarkan ide-ide kufur seperti sekulerisme, liberalisme, nasionalisme, permisivme, bahkan kesetaraan gender yang bisa mendistrosi pemikiran kaum muslimin.

Dari sebuah tulisan sederhana, terciptalah perubahan di dunia. Saya ingin menjadi pemain dalam menciptakan perubahan, atau hanya ingin meninggalkan dunia begitu saja tanpa meninggalkan apapun?

Semoga saya senantiasa diberikan semangat dan keistiqomahan oleh Allah SWT agar menjadi penulis pejuang ideologis dan dapat menuangkan segala hal dalam kehidupan ini ke dalam tulisan yang membawa kebaikan, hingga akhir hayat. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun