Administrasi sudah beres dan semua barang sudah masuk ke dalam tas, mereka pun meninggalkan rumah sakit. Meski satu angkot dan satu arah, mereka berbeda tujuan. Juleha dan bapak menuju rumah Mak Linik, sementara emak pulang ke rumahnya. Emak masih belum mau menginjakkan kaki ke rumah madunya.
"Kenapa tadi tidak minta dijemput Anusapati, Bang?"
Bapak menggelengkan kepala pelan lalu duduk di teras depan. Beberapa tetangga datang untuk menanyakan kabar lelaki dengan dua istri tersebut.
"Mbak Wika ke mana, Mak?"
"Kondangan sama temannya, Ha."
"Kalau gitu ... aku pulang dulu ya, Mak."
"Udah akur sama emakmu?"
Pemilik lesung pipit hanya nyengir tanda mengiyakan pertanyaan Mak Linik. Setelah berpamitan dengan bapak, dia melajukan motornya untuk pulang.
Sesampainya di rumah Juleha mendapatkan notifikasi dari bagian administrasi pabrik bahwa jatah cuti telah habis. Artinya, dia harus berangkat kerja besuk pagi atau akan terkena sanksi jika terpaksa absen. Saat dia merenung, tiba-tiba ada panggilan masuk dari bapak.
"Lamaran akan dilangsungkan besuk pagi, ajak emakmu datang."
"Mengapa terkesan buru-buru? Bapak kan masih harus istirahat."