Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alpha Female dalam Trilogi Kodrati, Stigma dan Kesetaraan Gender

10 Maret 2023   10:38 Diperbarui: 10 Maret 2023   10:41 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alpha female mudah dikenali karena berkarakter sangat dominan. Pribadi berkemauan keras, berprinsip kuat, tidak mau disetir orang lain, lebih cenderung ingin memimpin, disiplin, mandiri dan memiliki visi serta misi ke depan yang mantap.

Wanita tangguh adalah perspektif alpha female yang terekam secara global. Namun wanita tetaplah wanita yang tidak bisa lepas dari kodratnya. Kesetaraan gender diperjuangkan bukan untuk melangkahi kaum lawan jenis. Akan tetapi, lebih condong ke penghargaan harkat, martabat dan harga diri agar tidak selalu menjadi objek pelecehan. Tentang kedudukan karir yang menyamai posisi lawan jenis, tidak menjadikan kodrat wanita dalam konteks tertentu ikut berubah. Wanita tetap memiliki hak dan kewajiban yang dibatasi oleh hak dan kewajiban dari kaum lawan jenis.

Menjadi bagian dari alpha female bukanlah suatu aib. Kenyataannya banyak kaum pria yang diuntungkan ketika berinteraksi dengan wanita tipe seperti ini. Dalam hal pekerjaan, misalnya, pemikiran logis dan skematis sangat diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan hasil yang bagus. 

Namun memiliki karakter alpha female juga memancing berbagai stigma masyarakat yang masih awam dalam hal-hal tertentu yang belum jamak terjadi. Wanita dengan label alpha female sering disamakan dengan keras hati, keras kepala dan sombong. Walau tidak bisa dipungkiri juga bahwa kondisi alpha female butuh sosok penyeimbang. Partner baik sesama wanita maupun pria harus dapat memahami sosok si alpha female agar luapan energi dapat terkontrol. Sebab sikap yang mendominasi dari sosok alpha female lebih tegas dan "kurang mau mendengar" masukan dari mereka yang tidak satu server.

Apakah wanita dengan label alpha female tidak memiliki sisi kelembutan meski sekadar mengalah sementara?

Alpha female bukan makhluk penguasa yang semaunya sendiri.  Wanita tetaplah wanita yang memiliki karakter lembut dan sensitif. Karakter alpha female akan muncul di tempat dan waktu yang tepat. Pria yang dapat "ngemong" tipe wanita alpha female adalah sosok yang memanfaatkan setiap celah dalam dirinya. Dalam situasi dan kondisi tertentu, karakter alpha female seolah tidak tersentuh tapi di lain sisi kodrat sebagai tulang rusuk tidak dapat terganti dengan berbagai dalih. Dengan catatan hal ini tidak berlaku bagi wanita yang sudah memutuskan diri untuk tidak berumah tangga.

Alpha female akan berdampak bagus dalam rumah tangga jika pasangannya legowo terhadap tabiat sang istri yang terlihat bak wonder woman. Karena hal itu dapat diterapkan saat mempersiapkan generasi penerusnya. 

Lingkungan adalah faktor pendukung yang mengubah seorang wanita yang tadinya biasa saja kemudian menjelma menjadi alpha female. Berbagai faktor kehidupan (seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya), kondisi fisik dan psikis dapat menjadi pencetus munculnya alpha female . 

Menjadi sosok alpha female tidaklah salah. Ambisi yang dikelola dengan baik sesuai adab dan ilmu akan menjadi attitude yang membersamai langkah wanita hebat tersebut. Sehingga alpha female dapat bersinergi dengan kodrati secara alamiah. Bijak dalam menyikapi berbagai stigma yang muncul serta menerima kesetaraan gender sesuai hak dan kewajibannya. Terima kasih.

Kebumen, 10 Maret 2023

Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun