Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Danu Supriyati menerbitkan buku solo novelet Pesona Fisika, novelet Gus Ghufron, Pantun Slenco, Dongeng Semua Tentang Didu, dan Kumpulan puisi Paras Negeri dalam Puisiku. Di samping itu, karyanya tergabung dalam puluhan antologi cerpen serta puisi lainnya. Saat ini, dia aktif menulis di berbagai platform online. Baca karya-karyanya melalui https://linktr.ee/danusupriyati07.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menyiasati Uang Pesangon dengan Bijak Setelah Terkena PHK

22 Februari 2023   14:50 Diperbarui: 22 Februari 2023   14:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja di perusahaan swasta, mau tidak mau, siap tidak siap, harus berhadapan dengan PHK. Status karyawan tetap pun tetap ada kemungkinan terkena PHK apalagi situasi ekonomi yang sulit diprediksi semenjak masa pandemi.

PHK yang dilakukan oleh perusahaan bukan akhir dari masa depan. Life must go on dengan menepis segala kesedihan dan putus asa setelah terkena PHK.

 Menjadi pengangguran dadakan akan mempengaruhi psikis seseorang. Mental tidak jarang akan tertekan apalagi jika mengingat kawan seperjuangan yang tidak ikut di PHK.

Uang pesangon-yang mungkin nominalnya jauh dari ekspektasi-harus digunakan secara baik-baik agar roda perekonomian keluarga tidak mangkrak. 

Bangkit, bergerak dan berusaha agar tabungan tidak habis begitu saja untuk urusan perut. Seseorang yang baru saja terkena PHK memang perlu kerja keras. Pertama untuk memulihkan semangat secara fisik, mental dan spiritual. Kedua dituntut untuk kreatif dalam menjalani kehidupan agar masa depan tidak suram.

Berikut tips menyiasati uang pesangon dengan bijak sebagai modal usaha setelah terkena PHK :

  • Susun manajemen keuangan  rumah tangga dari uang pesangon yang ada. Dimulai dari draf kebutuhan yang paling urgen misalnya biaya sekolah, listrik, air, sembako dan lain sebagainya.
  • Hitung kebutuhan untuk modal usaha secara detail. 
  • Sisihkan uang untuk tabungan sebagai antisipasi kebutuhan di luar dugaan. Bisa juga mengikuti program deposito agar uang tetap aman dari godaan tarik tunai setiap saat.
  • Hindari peminjaman dana dari pihak ke tiga untuk menekan biaya pengeluaran bulanan.
  • Hindari kredit barang yang tidak penting agar tidak terbebani tagihan.
  • Buka usaha sesuai skill yang dimiliki (misal bertani, berdagang, bengkel, barber shop, catering, jasa rental kendaraan) agar adaptasi tidak memakan waktu yang lama. 
  • Hindari kerjasama dengan modal investasi saham sebelum tahu seluk beluk usaha. Mengejar untung boleh saja tapi kewaspadaan tidak boleh lengah.
  • Hindari gaya hidup hedon agar keuangan tetap terkendali.
  • Mulai berhemat dari segala sisi karena titik tolak perekonomian keluarga baru saja diperjuangkan. 

Usaha baru ibarat mengail ikan. Harus kerja keras dan menarik perhatian konsumen agar tertarik produk atau jasa yang ditawarkan. Berbagai tawaran menarik,diskon atau bonus dapat dilakukan agar konsumen tertarik untuk datang. 

Kualitas adalah modal utama untuk menggaet kepercayaan konsumen. Jika produk atau jasa yang ditawarkan berkualitas premium maka bukan hal mustahil konsumen baru ini akan menjadi pelanggan tetap.

Optimis juga harus membersamai usaha yang sedang dibangun agar semangat untuk maju tidak mudah luntur. 

Tidak ada hasil usaha yang diperoleh secara instan. Ketekunan dan keuletan dalam menjalani usaha-setelah keluar dari koridor rasa nyaman sebagai karyawan-sangat dibutuhkan agar hasilnya tidak mengecewakan. Jadi jalani saja hidup pasca PHK dengan hati yang gembira. Pergunakan uang pesangon untuk meningkatkan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik lagi. Optimislah dan tetap semangat! Terima kasih.

Kebumen, 22 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun