Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis pernah menempuh pendidikan jurusan Fisika. Dia menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, Dongeng Semua Tentang Didu, Pantun Slenco, dan antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Media Online Tanpa Honor sebagai Ajang Uji Nyali Penulis Pemula

11 Oktober 2022   18:10 Diperbarui: 11 Oktober 2022   18:15 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Online Tanpa Honor Sebagai Ajang Uji Nyali Penulis Pemula
Sebagai penulis pemula, menginginkan honor yang tinggi itu sah-sah saja. Rasa percaya diri bahwa artikel yang dibuat pasti lolos dari kurasi juga bagus. 

Setidaknya ada dorongan spirit dari diri sendiri untuk terus mempublikasikan hasil tulisannya. Tapi terlalu percaya diri hingga menutup akses kritik dan saran dari pembaca itu yang harus dihindari. 

Apalagi sebagai penulis pemula yang tentunya masih membutuhkan pengalaman dan jam terbang agar karyanya  bisa (sekadar) dinikmati pembacanya.

Apakah penulis pemula tidak boleh mengirim artikel ke media massa berhonor?

Tentu saja boleh dong, Guys. Bahkan silakan kirim sebanyak-banyaknya karya. Tentang waktu kurasi, lolos dan tidaknya biarlah menjadi bagian tugas editor. 

Menulis untuk publik ibaratnya kita jualan. Kita bermain spekulasi tentang layak dan tidaknya barang dagangan yang dijajakan. Jika semua bagus dan pantas dikonsumsi maka dagangan akan laris manis. Permintaan akan semakin meningkat karena mutu yang disajikan sempurna. 

Begitu juga dengan menulis. Artikel yang bagus akan menarik minat pembaca bahkan saking epiknya bisa menjadi candu. Artinya kesempatan kita untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah semakin luas.

Sambil menunggu antrean artikel di media massa, bolehlah kita sebagai penulis pemula mencoba untuk uji nyali ke media online tanpa honor. Media online menyediakan ruang sebagai ajang ekspresi penulis. 

Penulis yang sudah tersohor maupun kategori penulis baru lahir (read : penulis pemula) bersaing secara affair. Apalagi media online yang memberlakukan waktu kurasi sebagai tolak ukur kelayakan artikel. 

Bagi yang artikelnya tayang perdana, pasti rasanya akan nano-nano. Kepuasan batin akan mengalahkan penasaran bahkan nominal honor yang masih dalam bayangan. 

Media online juga bisa dijadikan tempat latihan untuk mempublikasikan karya. Semakin rajin berlatih, kita akan semakin menemukan karakter. Ciri khas kepenulisan akan membungkus brand nama kita kelak.

Media online yang tanpa honor tentu juga tidak akan sembarangan menayangkan buah karya penulis. Penulis senior pun tidak akan lepas dari gerbang kurasi. Hal ini dibangun untuk meraih kepercayaan baik dari sisi penulis maupun pembaca. 

Maka jangan ragu untuk mengirimkan naskah atau artikel. Berhasil lolos kurasi kemudian  tayang di beranda media tersebut  adalah wujud penghargaan media kepada penulis. 

Percayalah, sekali artikel lolos kurasi akan menjadi candu untuk terus menulis, menulis dan menulis. Ditambah kalau sudah sukses menembus kurasi media massa berhonor. 

Nama kita akan tersurat sebagai penyumbang ide yang mengisi lembaran-lembaran media massa baik cetak maupun elektronik. Kalau pun ada notifikasi artikel kita belum layak tayang, jangan lantas menyerah. Terus melatih diri hingga tulisan kita diakui dan layak tampil di depam publik.

Jangan cepat merasa puas juga jika sudah sukses menjebol gawang para kurator. Kualitas tulisan harus ditingkatkan dengan mengangkat topik-topik yang aktual. 

Sebagai penulis pemula, alangkah baiknya tidak membatasi kreativitas diri hanya pada satu genre tulisan saja. Asah kemampuan menulis dengan berbagai macam genre.

 Namun jika sedang menggarap satu genre, konsentrasi penuh sampai artikel finish agar ide tidak blur. Waktu yang akan menentukan rasa nyaman seorang penulis harus fokus ke suatu genre.

Jadi penulis? Pasti bisa.  Penghasilan akan mengiringi ketekunan seorang penulis. Perbanyak wawasan dengan membaca berbagai sumber informasi. 

Menulis saja sesuai gaya kita dan hindari aksi plagiasi. So, Guys. Ayo,  ramaikan pustaka Indonesia dengan artikel-artikel berkualitas baik, jujur dan terpercaya. Terima kasih. Salam Literasi.


Kebumen, 11 Oktober 2022


Penulis : Danu Supriyati, S.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun