Warga Miskin yang Bergantung pada Cuci Darah Seumur Hidupnya
Banyak orang harus menjalani cuci darah, karena mengalami gagal ginjal. Dalam sebulan,  mereka seharusnya menyiapkan uang  jutaan rupiah. Biaya yang mustahil dipenuhi oleh mereka yang datang dari perekonomian lemah.
Nasib malang ini dialami oleh Sriati. Sejak 2006, warga Kelurahan Bujel, Mojoroto, Kediri ini mengidap sakit ginjal. Sriati harus menjalani hemodialisis atau cuci darah, karena gagal ginjal kronis. Dua kali dalam sepekan!
Kala itu, biaya cuci darah Rp 800 ribu. Sriati sempat dibiayai oleh saudaranya, sampai tiga kali. Wanita 38 tahun ini  terus menjalani cuci darah hingga 10 tahun berselang. Empat jam tiap Selasa dan Jumat.
Padahal, biaya cuci darah saat ini hampir Rp 1 juta, sekali cuci darah. Jika dua kali sepekan, maka setahunnya lebih dari Rp 100 juta, harus dia siapkan. Biaya yang mustahil dipenuhi oleh Sriati.
Suparlan, suaminya bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Hanya bekerja, ketika juragannya mendapatkan proyek, dengan penghasilan satu hari Rp 65 ribu. Itupun jika ada pekerjaan.
Dari mana Sriati membiayai cuci darahnya?
Saksikan video berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=ddD31yUrFyM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H