Kemudian diperjelas di ayat lain:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Lalu apa arti ibadah itu sendiri? Syaikhul Islam Ibnul Taimiyah menjelaskan arti ibadah secara lengkap, “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka shalat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.” (Al ‘Ubudiyah, cet. Maktabah Darul Balagh hal. 6).
Jadi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya adalah merupakan bentuk ibadah. Terus bagaimana untuk mengetahuinya? Ya caranya adalah dengan belajar mencintai. Kalo kita pernah gebet orang pasti kita akan berusaha cari tau orang yang kita gebet sukanya apa. Hari spesialnya kapan aja. Jadi pas kita dateng ke hari spesial kita bawakan sesuatu yang gebetan kita suka. Haha. Kaitannya dengan belajar mencitai Allah, kita bisa melihatnya clues-Nya dengan merujuk pada Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Gabung ke komunitas kerohanian Islam, ke majelis atau pengajian, membeli buku Islam, dsb. Banyak cara.
Tapi kita tidak harus memiliki ilmu yang banyak seperti ulama untuk mengetahui apa saja yang Allah cintai dan menentukan tujuan hidup kita. Dengan berbekal pendidikan keagamaan yang terbatas selama di lembaga pendidikan yang sudah kita jalani, paling tidak kita mengetahui meskipun sedikit apa saja yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya. Dengan pengetahuan-pengetahuan itu kita rancang tujuan hidup yang mendapatkan ridha Allah dan juga sesuai passion kita. Jadi apa yang kita kerjaan adalah apa yang kita cintai dan dicintai-Nya serta bawa berkah juga buat kita di kehidupan nanti. Insya Allah. Selama perjalanan hidup nanti, pengetahuan kita akan terus bertambah dan tujuan hidup kita akan semakin jelas dan terasa "hidup".
Bagi saya, paling tidak sebagai orang Islam tujuan hidup kita harus memiliki dua hal yang harus sinkron: Pertama, ridha Allah SWT. Kedua, warisan yang bermanfaat untuk sesama manusia (entah harta, keturunan atau gagasan).
Oke terus gimana caranya menentukan tujuan hidup? Santai bro, sis. Tulisan ini cuma membahas paradigma tujuan hidup. Untuk bagaimana menentukannya? Nanti kita bahas di tulisan selanjutnya, insya Allah. Saya sarankan pembaca melakukan dua hal. Pertama, langganan blog saya biar update mengenai artikel-artikel inspiratif dan bermanfaat. Pembaca bisa langsung isi form langganan disini. Kedua, pembaca ada baiknya sudah menentukan apa passion pembaca. Jadi pada artikel-artikel selanjutnya kita udah nyambung, klik, sehati, ber-chemistry. Mengenai bagaimana menemukan passion bisa dibaca pada artikel sebelum-sebelum ini disini. Kalo ada yang butuh temen diskusi, saya bersedia berdiskusi dengan pembaca melalui halaman ini. Dan terakhir, jika artikel ini bermanfaat pembaca bisa bersedekah ilmu dengan mengeklik tombol share dibawah ini.
Have fun!
Danur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H