KULIAH DARING BIKIN PUSING
Suatu kegiatan secara daring sudah bukan hal yang asing lagi untuk kita sejak pandemi melanda negeri ini setahun yang lalu ketika wabah Covid-19 menyerang. Salah satu aktivitas daring yang banyak dilaksankan adalah kegiatan belajar mengajar, termasuk perkuliahan. Dalam progresnya, perkuliahan secara daring memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan pelaksanaan perkuliahan secara luring, baik dari segi metode ataupun dari segi pengajar dan mahasiswa itu sendiri.Â
Pada artikel kali ini, saya, salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan secara daring akan sedikit menceritakan perspektif saya tentang hal ini.
Pada mulanya, saya berpikir bahwa metode kuliah daring ini sangat menarik karena cara belajar mengajar seperti ini merupakan hal yang baru bagi saya, juga dapat dilakukan dengan fleksibel.Â
Selain itu, dengan berkuliah secara daring ada banyak hal yang bisa saya hemat, mulai dari tarif transportasi hingga waktu. Karena saya tidak perlu datang langsung ke kampus untuk berkuliah, tentu saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar ataupun membayar biaya transportasi umum.Â
Saya juga tidak perlu takut akan terlambat menghadiri kelas pagi karena yang perlu saya lakukan hanya menghidupkan perangkat komputer saya dan menyambungkannya ke internet.Â
Saat ada jeda waktu yang cukup panjang antara jadwal satu dan lainnya, saya juga tidak perlu pusing memikirkan apakah akan pulang atau menunggu di kampus saja karena saya berkuliah dari rumah dan saya bebas melakukan apapun sepanjang jeda waktu itu.Â
Sampai pada tahap ini semuanya terdengar sangat menarik dan menyenangkan, tetapi tentu saja semua tidak berjalan semulus itu. Namun ada juga beberapa hal yang bagi saya cukup mengganggu dari sistem perkuliahan daring ini.
Jika membahas mengenai aktifitas proses belajar dan mengajar, pemahaman materi menjadi salah satu komponen penting yang tidak boleh terlewatkan. Menurut saya, dengan sistem perkuliahan secara daring ini menyebabkan pemberian materi oleh dosen dan penyerapan materi oleh mahasiswa menjadi kurang maksimal.Â
Bagi saya yang merupakan mahasiswa dari program studi yang berhubungan dengan ilmu keolahragaan, saya tentu menginginkan bahwa dalam pengajarannya dosen bisa menjelaskan materinya dengan mendetail, misalnya saja ketika mengaplikasikan sebuah tehnik yang benar pada suatu mata kuliah.
Sayangnya, karena keterbatasan media dalam perkuliahan daring ini, kami, para mahasiswa dituntut untuk menjadi lebih mandiri dalam memahami dan menyerap materi. Permasalahan ini juga tidak hanya berpusat pada keterbatasan media saja, kendala lain yang sering ditemui yakni kendala jaringan dan perangkat.Â