Mohon tunggu...
Syaputra Kamandanu Sofwan
Syaputra Kamandanu Sofwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

heart in my head, art till i dead.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surga Terkapar

15 Januari 2012   12:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang hendak diceritakan hujan ketika singgah dipermukaan pipiku ~ tentang seseorang yang sedang berdansa dikepalaku.

Pada sebuah malam 9 januari 2012, angin membisikkan desir duka. Bisikannya lembut tajam. Surgaku komplikasi dan tidak sadarkan diri.

Seketika aku berlari berkejaran dengan angin menembus malam dengan belingsatan. Surgaku terkapar, tidak sadar.

Sesampainya dirumah, aku menerobos kerumunan. Sosok yang terkulai itu ibuku. Maha berkahku. Kupanggil sesekali, namun matanya mengarah melihat entah. Ia menatapku namun seolah tak mengenalku.

Dengan sekejap tubuh lemahnya sudah dipangkuanku. Kubopong dengan segenap cinta kasih, penuh kehati-hatian. "Maah.." sapaku halus. Sang penggenggam kunci surgaku menatapku hambar. Beliau benar-benar terkapar.

ICU - ruang persinggahannya diantara dua waktu. Mungkin ia sedang bermain-main di ufuk biru. Kali ini aku mencoba untuk tetap bersamaku, menggenggam lembut jemarinya dengan tetes air mata.

Ia pasti sedang hidup bersama udara yang tidak kita hirup. Sepersekian waktu ia berada di ketidak beradaannya. Lagi-lagi air mataku jatuh, menari-nari deras di pipi.

Dan hingga pada akhirnya, 11 januari beliau mulai kembali. Mungkin beliau tidak terus melanjutkan perjalanannya di lorong hitam menuju pintu bercahaya di hadapannya. Syukurlah, surgaku kembali melangkahi tepian langit pagi. Matanya nanar penuh arti. tangis kami membuncah; Tumpah ruah. "Kami rinduuu buuu..........."

Kali ini, akan kuperhatikan dirimu lebih. Akan kubahagiakan dirimu lebih. akan kujaga dirimu lebih.

Karena dirimu lebih dari kesegala urusan kecilku di dunia yang nampak selalu berlebih.

Kebahagiaanmu haruslah menjadi tujuan hidupku.

Karena engkaulah ~ MAHA SURGAKU.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun