Mohon tunggu...
Danu Febri
Danu Febri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mahasiswa yang sedang menempuh S1 T.Elektro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX: Pemimpin, Pejuang, dan Pahlawan Nasional

30 Juni 2024   05:30 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:55 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Lahir dengan nama Raden Mas Dorodjatun pada tanggal 12 April 1912, ia adalah putra kesembilan dari Gusti Pangeran Puruboyo dan Raden Ajeng Kustilah.

Masa Kecil dan Pendidikan

Raden Mas Dorodjatun menghabiskan masa kecilnya di lingkungan Keraton Yogyakarta. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan yang ketat, baik dalam hal agama maupun pengetahuan umum. Pada usia 4 tahun, ia dikirim ke Europeesche Lagere School (ELS) di Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool (HBS) di Semarang dan Bandung.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Indonesia, ia melanjutkan studi ke Belanda, tepatnya di Leiden, di mana ia belajar di Rijksuniversiteit Leiden. Di sana, ia mendalami ilmu hukum dan ekonomi, yang kemudian menjadi bekal penting dalam perannya sebagai pemimpin dan negarawan.

Kembali ke Tanah Air dan Naik Tahta

Pada tahun 1939, setelah menyelesaikan studinya di Belanda, Raden Mas Dorodjatun kembali ke Indonesia. Pada tahun yang sama, ayahandanya, Sultan Hamengkubuwono VIII, wafat, dan ia dinobatkan sebagai Sultan Hamengkubuwono IX. Sebagai Sultan, ia segera menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan rakyat dan kemajuan Yogyakarta.

Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan

Sultan Hamengkubuwono IX memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama pendudukan Jepang, ia bekerja sama dengan pemerintah Jepang, tetapi secara diam-diam ia mendukung gerakan kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sultan Hamengkubuwono IX segera mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia bahkan mengirimkan telegram kepada Presiden Soekarno yang menyatakan dukungan penuh Kraton Yogyakarta terhadap Republik Indonesia.

Pada 4 Januari 1946, ketika situasi di Jakarta semakin tidak aman, pemerintah Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono IX dengan sepenuh hati menyediakan Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan sementara, menunjukkan dedikasi dan loyalitasnya kepada republik yang baru berdiri ini.

Kiprah di Pemerintahan Republik Indonesia

Setelah kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX terlibat aktif dalam pemerintahan Republik Indonesia. Ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Hatta pada tahun 1948. Pada masa-masa sulit, terutama selama Agresi Militer Belanda II, Sultan Hamengkubuwono IX memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Sultan Hamengkubuwono IX terus berperan aktif dalam pemerintahan. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan juga Menteri Pertahanan. Pada tahun 1966, ia diangkat sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera, yang merupakan masa transisi menuju Orde Baru.

Gubernur DIY dan Wakil Presiden

Sultan Hamengkubuwono IX diangkat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pertama kali pada tahun 1945 dan terus menjabat hingga tahun 1988. Selama masa jabatannya, ia berkontribusi besar dalam pembangunan Yogyakarta dan menjadikannya sebagai salah satu daerah yang paling maju di Indonesia.

Pada tahun 1973, Sultan Hamengkubuwono IX diangkat sebagai Wakil Presiden Indonesia oleh Presiden Soeharto. Dalam perannya sebagai Wakil Presiden, ia banyak memberikan sumbangsih dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional.

Penghargaan dan Penghormatan

Sultan Hamengkubuwono IX mendapatkan banyak penghargaan atas jasanya kepada bangsa dan negara. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia. Namanya juga diabadikan menjadi nama berbagai fasilitas publik, seperti jalan, bandara, dan universitas.

Akhir Hayat

Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada 2 Oktober 1988 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Jenazahnya dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, tetapi juga meninggalkan warisan besar berupa dedikasi, semangat juang, dan komitmen terhadap kemajuan bangsa.

Kesimpulan

Sultan Hamengkubuwono IX adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah Indonesia. Dedikasinya dalam perjuangan kemerdekaan, kepemimpinannya dalam pembangunan Yogyakarta, serta kontribusinya dalam pemerintahan Republik Indonesia menjadikannya sebagai salah satu pahlawan besar bangsa. Kehidupan dan keteladanan Sultan Hamengkubuwono IX akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun