Mohon tunggu...
Danubrata Dadang
Danubrata Dadang Mohon Tunggu... Wirausahawan -

There's no speedway or shortcut, it's just breakthrough | Spend time with explore the horizon | dadangdanubrata@gmail.com | Line, Twitter, Skype, Instagram : danubratadadang | https://danubratadadang.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dedek GMZ, Nasabah Bank (Juga)

25 Agustus 2015   19:19 Diperbarui: 28 Agustus 2015   10:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Selasa, 25/8 memang masih musim kemarau. Panas.

Karena pengen ngadem, ngerasain AC, sekaligus pengen setoran duit yang nggak berhenti ngalir.  Kami cuss aja ke sebuah bank swasta, sebut aja bank ACB.  Dengan membawa odong-odong dengan kecenya, kami melenggang masuk ke bank. Maklum, orang kere setoran. Dan sepulang dari bank tadi kami langsung kebelet nulis.

So, apa sebab musabab nulis tentang bank ini?

"Dapet bonus kecup dari teller sipit nan aduhai itu ya, bro?", kalo gitu mah gue juga nggak nolak.

"Atau dapet bonus jalan-jalan dari pak supervisor karena abis setoran 50.000k ya?", ah bukan itu kok.

"Jadi karena apa dong?", ssst... sini kuping lo gue bisikin!

Jadi ada yang sedikit menarik ketika kami ke bank untuk setoran selembar sejumlah uang. Menarik bukan pada banknya, bukan pada papan kurs, 1 USD = 14k. Tapi terletak pada duo gancet tim hore. Sejoli petugas sekuriti dan abdi negara berbaju coklat-coklat dengan senjata di selangkangan pegang erat.

Awal dateng kami ke meja kecil untuk nulis jumlah setoran di selembar kertas warna putih biru. Disamping kami ada duo serigala dedek-dedek GMZ, kinyis-kinyis. Kalo dari aroma-aroma keteknya sih masih semester awal kuliah atau masih kelas XII SMA. Dua-duanya pake celana training, rambut terurai, muka yang putih seperti pake bubuk gypsum. Tapi ini beneran putih kok, putih karena pake krim. Nggak tau krim yang harga 50k atau 500k.

Sambil nulis di kertas setoran, duo gancet tim hore tadi ngedeketin duo dedek GMZ. Memberikan panduan tutorial download hentai menulis setoran bank. Atau bahasa sesuai SOP-nya, memberikan pelayanan prima kepada customer.

Yah anak-anak SD yang ngerayain kelulusan dengan coret-coret baju juga paham kok itu namanya juga lagi usaha, lagi modus. Siapa tau tembus lobi-an, ya kan?

Lalu, sayup-sayup terdengar dari baju coklat-coklat, "Tulis PIN BB-nya sekalian disitu (kertas setoran)". Rasanya juga pengen bilang, "Inih bang, gue ada pin nenek-nenek jompo tapi masih perawan tapi udah modyar. Mau nggak bang?". Tapi berani dalem hati doang.

Nggak lama, kami langsung duduk di kursi antri. Begitupun duo dedek GMZ juga dapet tempat duduk tanda antri. Sambil duduk ngantri, kami memperhatikan duo dedek GMZ ini. Ya lumayanlah jadi bacol. Eh, maksudnya memperhatikan gerak-gerik mereka pasca dilobi duo gancet tim hore. Mereka ya sibuk ngobrol berdua. Mungkin mereka lagi bahas sepasang laki-laki yang melancarkan modus tadi.

"Ih si bapak sekuriti tadi kumisnya jenggot kumis tipisnya bikin geli"

"Jangan salah, bapak baju coklat-coklat tadi jempol tangannya gede. Jangan jangan ******* juga gede"

Mungkin lho! Ini hanya imajinasi aja.

Akhirnya tiba giliran kami setoran ke meja teller. Karena uang yang dibawa terlalu banyak, jadi si mbak sipit teller agak lama ngitungnya. "Uangnya **** puluh juta ya mas?", iya mbak kami bantu amin-kan biar segera setoran segitu. Hahaha

Disisi lain, kami juga pernah setoran di bank yang sama. Tapi duo dedek GMZ tadi diganti posisi oleh ibu-ibu melar binti gembrot, atau nenek-nenek keriput bau keranda. Bedanya adalah petugas sekuriti (ataupun baju coklat-coklat) nggak se-responsif, nggak se-antusias kalo ada duo dedek GMZ. Boro-boro ibu-ibu atau nenek-nenek itu ditanya PIN BB atau nama Pesbuknya. Mereka pun dibantu seadanya, dipandu secukupnya aja oleh petugas.

"Apa perlu gue juga rambut dibiarin terurai, pake celana training, pake krim malam merk Garnier, bawa henpon android segede gaban biar ditanya PIN BB terus dibantuin kayak duo dedek GMZ?"

Sekian!

 

Danubrata,

Sang Nasabah Bank

 

Disclaimer :

Memang nggak semua petugas -maupun baju coklat-coklat- bertindak seperti ini. Masih banyak yang lain, yang ramah, baik, santun, baik hati, idaman mertua. This not justification or strereotype-ing! Tulisan ini hanya sebagai curhat aja.

 

Sumber : Klik disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun