Mohon tunggu...
Danu AbianLatif
Danu AbianLatif Mohon Tunggu... Politisi - Pekerjaan sebagai kuli orang

Hidup sederhana tapi menjalaninya tidak sesederhana itu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Capres Tidak Menarik dan Tidak Mengedukasi

10 Januari 2024   12:14 Diperbarui: 10 Januari 2024   12:37 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 07 Januari 2024 debat calon presiden ke-3 yang diselenggarakan oleh Komisi pemilihan umum (KPU) di Istora Senayan Jakarta mendapatkan pandangan khusus oleh semua masyarakat Indonesia, pasalnya debat capres kali ini sungguh mengejutkan banyak hal-hal menarik yang terjadi dalam berjalannya acara debat capres tersebut.

Debat capres ke-3 ini dipenuhi dengan argumen sentimen pribadi, menyerang karakter lawan dan tidak luput dari ungkapan penginaan, dalam makna lain dapat diartikan menjatuhkan pribadi lawan yang dianggap tidak berkompeten, mengklaim kinerja presiden sebelumnya tidak baik.

Lalu ada juga moment di saat debat berjalan ada salah satu timses paslon capres yang mendatangin moderator selaku pimpinan debat, entah apa yang dibicarakan tapi apapun itu  telah mengundang tanggapan negatif publik akan hal tersebut, sehingga banyak spekulasi liar akan netralitas acara debat capres ini.

Sikap tidak professionalitas ditunjukan juga oleh salah satu capres, ia enggan bersalaman dengan salah satu capres lainya, hal yang tidak sangat dewasa ditunjukan oleh calon seorang pemimpin, pasalnya apabila permusuhan bisa sangat mudah terjadi bagaimana nasib kondisi Indonesia kedepanya bisa dipastikan dapat terpecah belah.

Debat capres ke-3 ini bisa saya bilang tidak menarik dan tidak mengedukasi, kenapa demikian hal yang nyata saja kita lihat hari ini diberbagai platform media sosial, banyak vidio potongan capres yang dibuat sebagai black campaig atau politik hitam sehingga banyak warganet yang saling hujat dan saling hina.

Perpecahan yang nyata apakah budaya kita adalah budaya saling menghina, kita adalah negara timur yang dikenal dengan budaya santunnya, seharusnya debat ke-3 ini menjadi ajang edukasi dan memperlihatkan gagasan, langkah dan upaya apa yang harus dilakukan untuk masyarakat, para peserta debat juga harus menunjukan keharmonisan.

Apabilah debat dilakukan seperti demikian diharapkan dapat mengedukasi masyarakat, sehingga perpecahan yang diakibatkan perbedaan pilihanpun tidak terjadi dikalangan masyarakat, perbedaan pilihan yang dimaksud adalah walaupun masyarakat beda pilihan mereka dibawah tidak akan saling sikut dan saling membenci.

Tapi cukup disayangkan debat ke-3 kali ini menghasilkan produk perpecahan masyarakat, beredar banyak vidio di berbagai platform media sosial yang saling hujat dan saling hina, bukankah hal ini sangat miris, apakah perpecahan yang kita harapkan dari pemilu hajatan 5 tahun sekali ini.

Harga yang sangat mahal apabila perpecahan yang harus dibayar untuk pemilihan seorang pemimpin, apakah kita semua lupa harapan dari pergantian seorang pemimpin adalah regenerasi untuk membawa udara segar demi kesejahteraan masyarakat suapaya dapat hidup rukun, bukan malah perpecahan.

Seharusnya para elit politik yang terlibat dan para kandidat calon presiden dalam momentum pemilihan umum kali ini, menjadi ajang untuk mengedukasi bagi masyarakat untuk saling adau pikiran dan adu gagasan, sehingga pemikiran dan gagasan dari capres inilah yang akan dibawa oleh masyarakat pendukung masing-masing .

Sehingga hal ini diharapkan masyarakat dibawah akan beradu argumen dan gagasan capres jagoanya masing-masing, dengan hal demikian komunikasi publik akan lebih positif dalam hal membandingkan tolak ukur capres yang hendak mereka pilih nantinya, nantinya juga akan beredar vidio dan narasi positif di platform media sosial kita.

Bukankah hal tersebut lebih baik untuk diterapkan, dari pada masyarakat harus terbelah saling sikut dan saling hina, setiap kelompok saling memberikan ujaran kebencian dan hal tersebut terus menerus menjadi konsumsi kita selama ini, cobalah beralih kepolitik yang lebih mengedukasi.

Jangan sampai hal negatif dari saling hina, saling hujat menjadi karakter dan budaya kita sangat disayangkan apabila hal ini terjadi, seharusnya hal tersebut dapat dihindari dengan demikian generasi-generasi bangsa dapat pembelajaran yang baik dari perhelatan pemilihan umum 5 tahunan ini.

Maka dari pada itu saya memberi nilai 13 dari 100 untuk scor debat capres ke-3 kali ini, sungguh tidak menarik dan tidak mengedukasi, saya muak dengan perpecahan yang terjadi dikalangan masyarakat dan sangat miris saling hina, saling hujat menimbulkan ujaran kebencian sesama saudaranya sesama satu bangsa dan satu tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun